Depok, gemasulawesi - Kebakaran yang melanda Gereja GST Agape Ministry Cisalak di Jalan Raya Bogor, Kecamatan Sukmajaya, Depok, telah menjadi sorotan publik setelah menghanguskan seluruh bangunan gereja.
Kebakaran ini menarik perhatian luas karena tantangan yang dihadapi tim pemadam kebakaran serta dampak besar pada komunitas gereja.
Kebakaran dimulai Selasa malam sekitar pukul 19.55 WIB, ketika laporan kebakaran diterima oleh tim pemadam kebakaran.
Dalam waktu singkat, petugas Damkar Depok bersiap untuk merespons.
Namun, mereka menghadapi beberapa kendala serius, termasuk unit tangki 1.000 liter dari UPT Cimanggis yang sedang dalam perbaikan.
Masalah teknis pada mesin pompa juga memperlambat proses pemadaman.
Tim Damkar, yang dipimpin oleh juru padam Sandi, berangkat menuju lokasi pada pukul 19.55 WIB.
Lokasi kebakaran, yang terletak di belakang Dapoer Joeang, memiliki akses jalan yang sangat sempit, menyulitkan tim untuk membawa peralatan pemadam.
Setelah tiba di lokasi pada pukul 20.10 WIB, mereka menghadapi kobaran api yang sangat besar dan asap tebal yang memenuhi area sekitar.
Tim pemadam kebakaran terdiri dari 20 personil dan melibatkan berbagai unit pemadam, termasuk dua unit dari Mako, dua unit dari UPT Cimanggis, dua unit dari UPT Tapos, dan satu unit dari Pos Merdeka.
Proses pemadaman berlangsung intensif dan memerlukan upaya ekstra karena jalan sempit yang menghambat mobilisasi alat dan pasokan air.
Pengendalian api memerlukan waktu sekitar dua jam. Tim pemadam harus terus menerus menyemprotkan air dan mengatasi api yang terus menyala meskipun ada keterbatasan teknis.
Upaya ini menunjukkan tantangan besar yang dihadapi tim dalam mengatasi kebakaran yang melibatkan bangunan yang terbakar habis.
Kebakaran yang menghanguskan seluruh gereja GST Agape Ministry Cisalak ini menimbulkan kepedihan di kalangan anggota komunitas gereja dan masyarakat sekitar.
Untungnya, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, namun kerusakan yang diderita cukup besar.
Gereja, yang merupakan pusat kegiatan komunitas, mengalami kerugian besar, dan proses pemulihan akan memerlukan dukungan signifikan dari masyarakat serta pihak berwenang.
Sorotan publik terhadap kejadian ini meningkat karena masalah pemeliharaan fasilitas pemadam kebakaran dan kesiapsiagaan menghadapi bencana.
Terlebih keluhan sulitnya petugas memadamkan api juga diungkap oleh Sandy, salah satu petugas damkar Depok yang tengah menjadi sorotan usai keluhannya terkait alat-alat yang rusak viral.
Sandy sangat menyayangkan ketidaktanggapan pemerintah setempat terkait rusaknya peralatan damkar hingga membuatnya bersama tim kesulitan memadamkan api ketika terjadi kebakaran seperti saat ini.
"Untuk masyarakat Kristen di Depok, saya mohon maaf. Teman-teman saya yang Muslim juga ikut madamin, dan saya juga memadamkan api. Ini buktinya, mobil dengan kapasitas 1000 liter masih kosong dan tidak bisa digunakan, Pak. Ada keterlambatan, dan itu memakan waktu lama. Akhirnya, satu gereja rusak, Pak," ujarnya dengan penuh kecewa terhadap pemerintah setempat.
Di media sosial, hal ini pun juga menuai kecaman dari warganet yang memenuhi kolom komentar dalam video kebakaran yang diunggah akun Instagram @indodepok_id pada Rabu, 24 Juli 2024.
"Maluu woyyy, @imambhartono! Lihat tuh, langsung dibayar kontan. Yang katanya paling agamis, tapi buat kepentingan orang banyak abai," komentar akun @gay**. (*/Shofia)