Sekitar 28 Anak Terbunuh Setiap Hari di Jalur Gaza Akibat Pemboman dan Pembatasan terhadap Pengiriman Bantuan

Ket. Foto: Setiap Harinya Sekitar 28 Anak Terbunuh di Jalur Gaza Source: (Foto/Instagram/@unrwa)

Internasional, gemasulawesi – Menurut PBB, sekitar 28 orang anak terbunuh setiap harinya di Jalur Gaza akibat pemboman penjajah Israel yang terjadi secara terus-menerus dan pembatasan terhadap pengiriman bantuan kemanusiaan.

UNICEF dalam sebuah postingan di X pada hari Selasa, tanggal 5 Agustus 2025 waktu setempat, menyatakan kematian akibat pemboman, kematian akibat malnutrisi dan kelaparan, serta kematian akibat kurangnya bantuan dan layanan vital.

“Di Jalur Gaza, rata-rata 28 anak per hari, seukuran ruang kelas, terbunuh,” ujar mereka.

UNICEF menyatakan anak-anak di Jalur Gaza sangat memerlukan makanan, obat-obatan, perlindungan, dan air bersih.

Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Menghentikan Kendaraan Palestina dan Mengganggu Penumpang di Dekat Pintu Masuk Utara Salfit

Mereka menyampaikan lebih dari segalanya, mereka memerlukan gencatan senjata, sekarang.

Diketahui jika penjajah Israel telah membunuh lebih dari 18.000 anak, 1 anak setiap jam, sejak dimulainya agresi pada tanggal 7 Oktober 2023.

Dalam 24 jam terakhir, termasuk dengan anak-anak, 8 warga Palestina mati kelaparan di Jalur Gaza.

188 orang warga Palestina, termasuk 94 anak-anak yang kelaparan, telah tewas karena penjajah Israel terus-menerus memblokir bantuan kemanusiaan dan membunuh para pencari bantuan.

Baca Juga:
2 Warga Sipil Palestina dan Melukai Beberapa Lainnya Tewas dalam Serangan Penjajah Israel di Utara Kota Gaza

Dikutip dari aljazeera.com, salah satu anak Palestina yang terlantar, Kadim Khufu Basim, menyampaikan dia terpaksa menghidupi keluarganya yang beranggotakan 6 orang.

Menurutnya, hal ini karena ayahnya terluka dan menerima perawatan di Mesir.

Dia mengatakan dia suka bermain sepak bola tetapi sekarang dia berjualan kue.

“Masa kecil saya telah berlalu. Sejak perang, kami sudah tidak memiliki masa kecil lagi,” ungkapnya.

Baca Juga:
2 Warga Palestina Tewas dan Beberapa Lainnya Terluka dalam Pemboman Penjajah Israel di Barat Laut Kota Gaza

Anak-anak sepertinya seharusnya terhindar dari dampak perang berdasarkan hukum internasional.

Perang juga meninggalkan bekas luka psikologis pada anak-anak di Jalur Gaza.

Lana, seorang anak terlantar berusia 10 tahun, rambut dan kulitnya memutih hampir dalam semalam setelah pengeboman di dekat tempat penampungannya memicu apa yang disebut sebagai depigmentasi akibat trauma.

Dia menjadi pendiam dan sering kali hanya berbicara dengan bonekanya sebab anak-anak lain merundungnya karena penampilannya. (*/Mey)

Bagikan: