Internasional, gemasulawesi – Seorang bayi prematur, yang sebelumnya berhasil diselamatkan dari rahim ibunya yang terbunuh dalam serangan penjajah Israel di Jalur Gaza, dilaporkan meninggal setelah selama berhari-hari menjalani perawatan di inkubator.
Bayi Palestina yang diberi nama Sabreen al-Rouh Jouda tersebut meninggal di RS Gaza setelah kesehatannya memburuk.
“Tim medis Palestina tidak dapat menyelamatkannya,” kata pamannya, Rami al-Sheikh Jouda.
Kepala Unit Darurat Neonatal di RS Emirat, Rafah, Dr Mohammad Salama, yang diketahui merawat Sabreen al-Rouh Jouda, juga mengonfirmasi kematiannya pada hari Jumat kemarin, 26 April 2024.
Dokter tersebut mengungkapkan jika dia dan dokter lainnya mencoba untuk menyelamatkannya, namun, dia meninggal.
“Untuk saya pribadi, itu adalah hari yang sangat sulit dan juga menyakitkan,” ujarnya.
Diketahui jika ibu bayi perempuan tersebut, Sabreen al-Sakani, dilarikan ke rumah sakit setelah serangan udara penjajah Israel menghantam rumah keluarganya di Rafah.
Bayi perempuan yang diberi nama sesuai dengan nama ibunya tersebut berhasil diselamatkan oleh tim dokter melalui operasi caesar, setelah ibunya meninggal dikarenakan luka-luka yang dideritanya.
Laporan menyampaikan jika Al-Sakani, yang diketahui sedang hamil selama 30 minggu, dibunuh bersama dengan suaminya dan juga seorang putrinya yang masih kecil oleh pasukan penjajah Israel.
Namun, militer penjajah Israel merilis pernyataan yang memaparkan jika pihak mereka menargetkan para pejuang Hamas dan juga infrastruktur milik mereka.
Sabreen al-Rouh Jouda hanya memiliki berat 1,4 kilogram atau 3,1 pon dan mengalami gangguan pernafasan parah dikarenakan lahir prematur.
Dikabarkan dia dirawat di inkubator di unit perawatan intensif neonatal.
Salama menyatakan jika Sabreen al-Rouh Jouda dilahirkan ketika sistem pernafasannya belum matang dengan sistem kekebalan tubuh yang juga sangat lemah.
Paman Sabreen al-Rouh Jouda mengatakan jika bayi perempuan itu dimakamkan di samping ayahnya.
“Kami sangat terikat pada bayi ini dan Tuhan telah mengambil sesuatu dari kami tetapi memberikan kami sesuatu sebagai balasannya,” ucapnya.
Dia melanjutkan jika sekarang keluarga kakaknya benar-benar musnah.
“Tidak ada jejak dia yang tertinggal,” ungkapnya. (*/Mey)