Internasional, gemasulawesi – Menurut laporan, Badil yang merupakan kelompok hak-hak pengungsi Palestina menyalahkan penjajah Israel karena melakukan sabotase perundingan gencatan senjata.
Badil menyatakan hal tersebut dikarenakan seruan gencatan senjata permanen ditolak penjajah Israel demi gencatan senjata sementara atau jeda.
“Selain itu, alih-alih memberikan bantuan kemanusiaan tanpa batas untuk rakyat Palestina, penjajah Israel malah mempersenjatai bantuan dan juga menghalangi operasi badan-badan PBB,” kata mereka.
Lebih lanjut, Badil menerangkan jika penjajah Israel berencana untuk menerjunkan kembali pasukan penjajah Israel di wilayah Jalur Gaza yang terkepung alih-alih melakukan penarikan militer dari Jalur Gaza.
“Mereka juga menolak seruan untuk mengizinkan kembalinya semua pengungsi Palestina, dimana mereka hanya mengusulkan pengembalian perempuan dan anak-anak saja,” ujar mereka.
Di sisi lain, Muthafar Thouqan, yang merupakan koordinator komite untuk mendukung tahanan Palestina, menuturkan jika perintah Benjamin Netanyahu untuk menyiapkan penjara untuk ribuan narapidana adalah bagian dari rencana penjajah Israel untuk menerima lebih banyak tahanan dari Rafah.
Baca Juga:
Lakukan Serangan, Militer Penjajah Israel Klaim Membunuh 8 Pejuang Palestina di Jalur Gaza
“Termasuk juga tahanan dari Tepi Barat,” ucapnya.
Thouqan memaparkan hal ini tidak hanya berdampak pada moral para tahanan Palestina karena menyebabkan kepadatan berlebih dan penyebaran penyakit, namun, juga menunjukkan adanya niat terencana dari penjajah Israel untuk menyerang Rafah.
Rafah sendiri kini menjadi pusat pengungsian di Jalur Gaza yang menampung lebih dari 1,5 juta warga Palestina.
Beberapa waktu yang lalu, dilaporkan jika Benjamin Netanyahu memerintahkan kementerian penjajah Israel untuk menyiapkan penjara untuk lebih banyak tahanan Palestina.
Layanan Penjara penjajah Israel menyebutkan jika jumlah tahanan Palestina di penjara-penjara penjajah Israel telah meningkat menjadi sekitar 9.000 orang.
Thouqan mengungkapkan jika 12 orang warga Palestina tewas dalam tahanan sejak perang dimulai pada tanggal 7 Oktober 2023 karena penyiksaan dan pengabaian medis.
Sementara itu, Hamas mengatakan jika seorang anggotanya menjadi sasaran serangan pesawat tidak berawak penjajah Israel di dekat Tirus, Lebanon.
Menurut Hamas, penjajah Israel menghantam mobil yang dia tumpangi. (*/Mey)