Internasional, gemasulawesi – Hingga kini, diketahui jika perang di Palestina telah berlangsung selama lebih dari 100 hari yang menyebabkan terjadinya krisis tenaga kerja di penjajah Israel.
Hal tersebut dilaporkan terjadi karena keputusan yang dilakukan penjajah Israel untuk melakukan pemblokiran puluhan ribu warga Palestina untuk dapat bekerja di penjajah Israel.
Di bulan Oktober setelah dimulainya perang, perusahaan konstruksi penjajah Israel dilaporkan mengajukan permintaan kepada pemerintah penjajah Israel untuk memberikan mereka izin untuk dapat mempekerjakan hingga 100.000 pekerja yang berasal dari India.
Baca Juga:
Representasi Masyarakat, Ini Beberapa Simbol Palestina yang Tunjukkan Identitas dan Perlawanan
Permintaan itu diajukan untuk menggantikan warga Palestina yang biasanya mereka pekerjakan karena izin kerja yang ditangguhkan oleh pemerintahan Benjamin Netanyahu.
Salah satu calon pekerja, Pramod Sharma, mengungkapkan dia harus menggigil karena mengantri di pagi bulan Januari dengan udara yang dingin dan matahari yang bahkan belum terbit.
Sharma mengantri di luar pintu masuk utama Universitas Maharshi Dayanand (MDU) yang berada di Rohtak, India.
Diketahui jika Pramod Sharma bersama dengan ratusan pria lainnya akan mengikuti tes keterampilan sebagai tukang kayu penutup di penjajah Israel.
“Saya awalnya mengikuti tes verbal dan mereka menyatakan saya lulus dan dapat ke tahap selanjutnya,” ujarnya.
Seolah tidak terpengaruh oleh perang, saat ditanyakan alasannya mencari pekerjaan di penjajah Israel, Sharma yang kehilangan pekerjaannya di bidang konstruksi di New Delhi karena pandemi Covid-19 mengatakan jika ini tampaknya merupakan kesempatannya sekali seumur hidup.
“Itu merupakan kesempatan saya untuk keluar dari kemiskinan,” katanya.
Dia memaparkan jika dia dapat memperoleh pekerjaan di penjajah Israel, maka dia akan mampu memberikan nafkah untuk anak-anaknya.
“Saya juga dapat menabung yang cukup banyak untuk pernikahan saudari saya,” jelasnya.
Karena perang yang berlangsung sejak tanggal 7 Oktober 2023, perekonomian yang dialami penjajah Israel mendapatkan pukulan yang besar.
Perang Palestina juga membuat sekitar 500.000 warga penjajah Israel harus meninggalkan negaranya.
Laporan juga menyampaikan jika lebih dari 17.000 pekerja asing harus melakukan langkah yang sama dengan alasan keamanan. (*/Mey)