Internasional, gemasulawesi – Warga Palestina yang meninggalkan rumah mereka dan melarikan diri karena serangan penjajah Israel di Khan Younis di Jalur Gaza bagian selatan kini terpaksa berlindung di penjara.
Penjara Asda, yang merupakan tempat para tahanan dibebaskan ketika serangan penjajah Israel terhadap Jalur Gaza dimulai hampir 10 bulan lalu, telah menjadi tempat perlindungan untuk warga Palestina di Khan Younis, yang telah menjadi sasaran hebat penjajah Israel selama 4 hari terakhir.
Meskipun keadaannya tidak aman dan juga harus mengalami kurangnya kebutuhan dasar, warga Palestina terpaksa menetap di bangunan yang rusak akibat serangan itu.
Salah satu wanita Palestina yang berlindung di penjara, Nezire al-Rakab, menyatakan mereka meninggalkan rumah mereka setelah peluru artileri menewaskan putranya dan 2 menantu perempuannya.
Dia mengakui dia dan keluarganya terpaksa berlindung di Penjara Pusat Asda.
“Meski tidak aman, kami tidak mempunyai alternatif yang lain,” katanya.
Al-Rakab mengungkapkan mereka harus berlindung di penjara untuk melindungi anak-anak mereka yang ibu dan ayahnya telah meninggal.
Warga Palestina yang lainnya, Ummu Abdullah Abu Mustafa, mengatakan mereka berlindung di penjara, meskipun itu bukan tempat yang aman.
“Ini pertama kalinya kami melihat penjara,” ujarnya.
Dia menambahkan dirinya dan keluarga tidak pernah menyangka akan masuk penjara suatu hari nanti.
“Penjara itu gelap dan juga tidak layak huni. Di dalamnya, Anda merasa seperti tahanan sungguhan,” pungkasnya.
Ummu Abdullah Abu Mustafa menyampaikan kondisi disana sulit dan juga menyakitkan.
“Tidak ada air dan gas di penjara itu,” akunya.
Dia melanjutkan perang telah berlangsung selama 10 bulan, tidak ada lagi bahan-bahan, semuanya menjadi sangat mahal.
Di sisi lain, menurut laporan pada hari Jumat, tanggal 26 Juli 2024, Direktur CIA, William Burns, akan bertemu dengan pejabat senior dari penjajah Israel, Qatar dan Mesir di Roma, Italia, pada hari Minggu, tanggal 28 Juli 2024.
Pertemuan itu bertujuan untuk memajukan negosiasi, menyelesaikan perbedaan yang tersisa dan juga membuka jalan untuk perjanjian gencatan senjata final di Jalur Gaza. (*/Mey)