Internasional, gemasulawesi – Kekerasan yang dilakukan polisi Israel terhadap warga Palestina yang berada di Masjid Al-Aqsha Yerusalem untuk kedua kalinya terjadi pada hari Kamis, 6 April 2023.
Dilansir dari Channel News Asia Nabil Abu Rudeineh selaku juru bicara Presiden Palestina mengatakan jika kekerasan terjadi beberapa jam setelah kepolisian Israel melakukan penangkapan paksa lebih dari 350 orang yang berada di masjid Aqsha.
“Serangan yang terjadi selama bulan suci Ramadhan dan pada malam liburan Paskah memicu kekhawatiran akan kekerasan lebih lanjut terjadi di lingkungan Masjid Aqsha,” kata Nabil Abu Rudeineh.
Baca : Delapan Warga Israel Dibunuh Saat Meninggalkan Sinagoge di Yerusalem Timur
Menurutnya kejadian tersebut bermula kerika pada larut malam polisi Israel memasuki dan mencoba menyerang jamaah yang ada didalam masjid Al Aqsha menggunakan granat kejut dan menembakkan peluru karet yang berbahaya.
Ia juga mengatakan jika serangan tersebut adalah serangan bagi jamaah dan upaya menganggu kedamaian selama Ramadhan.
“Serangan Israel terhadap Masjid Al-Aqsa, serangannya terhadap jamaah, merupakan tamparan bagi upaya AS baru-baru ini untuk membawa perdamaian dan stabilitas selama Ramadan,” ungkapnya.
Kurang dari 24 jam sebelumnya, polisi menyerbu masjid Aqsha untuk menyerang mereka yang dianggap sebagai penduduk Gaza.
Ia juga mengungkapkan bahwa setidaknya 12 warga Palestina telah terluka oleh serangan peluru karet dan pemukulan dalam bentrokan sebelumnya yang dilakukan oleh Polisi Israel.
“Dua belas warga palestina mengalami luka akibat serangan mematikan itu,” paparnya.
Ia mengatakan pihak nya tidak ingin menanggapi upaya konfrontasi yang dilakkan Israel tetapi mereka siap menghadapi situasi apapun yang terjadi.
Menurut Nabil tepat sebelum bentrokan terjadi kedua kalinya di Masjid Al-Aqsa dua roket lagi ditembakkan oleh polisi Israel mengarah ke Gaza.
“Kami tidak tertarik pada eskalasi apapun yang dilakukan Israel tetapi kami siap untuk resiko apapun yang terjadi,” terangnya.
Ia juga meminta seluruh pemimpin dunia mengambil sikap atas tindakan yang dilakukan oleh militer Israel.
Karena jika tidak ada peran negara luar dalam memberikan tekanan kepada Israel maka tindakan tersebut akan tetap terjadi.
“Para pemimpin di semua negara harus bertindak secara bertanggung jawab dan menahan Israel dari langkah-langkah yang dapat meningkatkan ketegangan,” tutupnya. (*/Siti)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News