Parigi Moutong, gemasulawesi - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, terus menguatkan peran Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam upaya pencegahan stunting.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi lintas sektor pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak usia dini.
Salah satu pendekatan utama yang dilakukan adalah dengan memberikan bimbingan teknis secara langsung kepada para guru PAUD di berbagai wilayah kabupaten.
Kepala Bidang PAUD dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas), Dahniar, menyampaikan bahwa guru-guru PAUD memiliki peran strategis dalam menyampaikan pola asuh yang baik dan pemahaman dasar mengenai gizi kepada orang tua anak. Pernyataan ini disampaikannya pada hari Rabu, 18 Juni 2025.
Baca Juga:
Suplai Air Bersih dari PDAM Makassar Dilaporkan Terganggu di 13 Titik
"Kami fokus memberikan bimbingan teknis kepada guru PAUD dalam pencegahan stunting. Ini bukan hanya soal kesehatan, tapi juga soal pendidikan dan pola asuh," jelas Dahniar.
Menurutnya, sejak awal tahun 2025, pihaknya telah merealisasikan enam program prioritas yang secara langsung menyasar pada peningkatan layanan PAUD. Program-program tersebut dirancang untuk menjawab kebutuhan aktual di lapangan, termasuk respons terhadap permasalahan stunting yang menjadi perhatian nasional.
Salah satu bentuk implementasi program adalah pelatihan teknis dan pendampingan dalam menjalankan PAUD Holistik Integratif (HI) yang ramah anak dan inklusif.
Selain aspek teknis dalam pengasuhan dan pendidikan, Disdikbud Parimo juga menaruh perhatian besar terhadap pengelolaan data peserta didik. Hal ini diwujudkan melalui pendampingan intensif kepada para operator Data Pokok Pendidikan (Dapodik) agar semua anak usia dini dapat terdata secara valid dalam sistem pendidikan nasional.
Baca Juga:
Dari Lahan Bekas Sampah, Bripka Reply Bangun Taman Baca Napande dan Raih Penghargaan Kapolda Sulteng
Validitas data ini penting untuk merancang kebijakan yang lebih tepat sasaran, termasuk intervensi stunting berbasis komunitas sekolah.
Enam program prioritas yang telah berjalan hingga pertengahan tahun ini meliputi monitoring dan evaluasi lembaga Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), implementasi Kurikulum Merdeka untuk PAUD, pelatihan pendidikan inklusi bagi guru PAUD, pendampingan program PAUD HI, pelatihan operator Dapodik, dan bimbingan teknis khusus dalam pencegahan stunting.
Keseluruhan program tersebut dikembangkan dengan mengedepankan kolaborasi antara sekolah, masyarakat, dan tenaga pendidik di tingkat lokal.
Dahniar menambahkan bahwa lembaga PAUD juga terus dimonitor agar tetap aktif dan lengkap dalam sisi administrasi. Ini bertujuan untuk menjaga kualitas layanan pendidikan serta memastikan bahwa peserta didik benar-benar mendapatkan hak-hak mereka sejak dini.
Dengan pendekatan ini, Disdikbud Parimo berharap PAUD tidak hanya menjadi tempat bermain dan belajar, tetapi juga bagian penting dari upaya nasional untuk mencetak generasi sehat, cerdas, dan tangguh.
Melalui sinergi antara program pendidikan dan kebijakan kesehatan, Disdikbud Parimo optimis bahwa PAUD mampu menjadi garda terdepan dalam membangun fondasi kuat pembangunan manusia.
Dukungan kepada guru, penguatan data, dan program edukatif yang tepat sasaran diyakini akan mempercepat tercapainya tujuan strategis pemerintah dalam menurunkan angka stunting dan memperluas akses pendidikan inklusif. (*/Risco)