Kemang, gemasulawesi - Sebuah peristiwa kontroversial terjadi di Roti Romi Kemang, Jakarta yang menghebohkan banyak orang.
Seorang ibu diduga membuat kegaduhan di Roti Romi Kemang hingga memunculkan reaksi keras dari sejumlah pihak.
Sebuah video yang diunggah di akun Tiktok @infokemang pun menjadi viral di media sosial, yang memperlihatkan aksi seorang ibu yang membuat kegaduhan di Roti Romi Kemang tersebut.
Insiden ini terjadi pada Minggu, 2 Juni 2024 sekitar pukul 20.00 malam, seorang individu tiba di Roti Romi Kemang bersama tiga temannya.
Dalam keadaan belum lengkap, mereka menemukan sebuah meja kosong yang dapat menampung 4-6 orang.
Namun, situasi menjadi tegang ketika seorang ibu mengklaim bahwa meja tersebut adalah miliknya.
Situasi mulai memanas ketika terjadi perdebatan antara individu tersebut dengan ibu yang mengklaim meja tersebut.
Meskipun usulan untuk berbagi meja telah diajukan, namun ketegangan terus berlanjut.
Setelah beberapa waktu, sekelompok orang yang diduga merupakan rombongan dari ibu tersebut tiba di tempat kejadian.
Mereka dengan keras mengonfrontasi individu tersebut di parkiran, menciptakan keramaian di sekitar area tersebut.
Dalam suasana yang tegang, terjadi intimidasi dan ancaman terhadap individu tersebut.
Video yang diambil pada saat kejadian menunjukkan situasi yang memanas, dengan adanya upaya pengecekan galeri ponsel individu tersebut.
Kejadian ini memicu reaksi keras dari sejumlah pihak yang menyayangkan tindakan intimidasi dan premanisme di tempat umum.
Netizen dan masyarakat secara luas mengutuk tindakan tersebut dan menuntut penyelesaian yang adil.
“Hadoohh kenapa siih bu, ngobrol baik-baik aja kenapa sihhh,” tulis akun @khe***.
Pihak berwenang diharapkan dapat menangani kasus ini dengan serius untuk menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat di tempat umum.
Perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap perilaku yang mengganggu ketertiban umum menjadi sorotan dalam kasus ini.
Surat terbuka pun diberikan kepada ibu yang diduga membuat kegaduhan tersebut sebagai salah satu bentuk penegasan bahwa tindakan intimidasi dan kekerasan verbal tidak dapat ditoleransi dalam masyarakat yang beradab.
Semoga kejadian serupa tidak terulang di tempat-tempat umum lainnya, dan semua pihak dapat belajar dari peristiwa ini untuk menjaga kerukunan dan kedamaian bersama. (*/Shofia)