Diduga Efek Sound System dari Para Pendemo, Barang Jualan di Warung Depan Pemkab Banyuwangi Jatuh Berserakan

Barang jualan jatuh berserakan, warung di depan Pemkab Banyuwangi mengalami efek diduga dari suara sound system yang diputar ketika aksi demo berlangsung. Source: Foto/Tangkap layar Instagram @bwi24jam

Banyuwangi, gemasulawesi - Aksi demo di depan Kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi yang dilakukan oleh ratusan massa dari Aliansi Paguyuban Sound Banyuwangi menyisakan berbagai cerita, termasuk dampak negatif terhadap warung di sekitar lokasi. 

Dalam sebuah kiriman video yang diunggah di akun Instagram @bwi24jam, terlihat barang-barang jualan di sebuah warung berjatuhan dan berserakan akibat suara keras dari sound system yang diputar saat aksi demo di depan Kantor Pemkab Banyuwangi berlangsung. 

Hal ini menjadi keluhan tersendiri bagi masyarakat yang berada di sekitar lokasi aksi demo Aliansi Paguyuban Sound Banyuwangi tersebut.

"Tadi saya lihat disekitaran selatan Masjid KH Ahmad Dahlan juga sempat cekcok sama seorang warga gara-gara tidak terima setelah ditegur suruh matiin suara soundnya karena ada sholat Maghrib," ungkap akun @bay***.

Baca Juga:
Yuk Mari Eksplorasi Memukau di Kawah Sikidang, Destinasi Wisata Terkenal di Wonosobo yang Miliki Pemandangan Luar Biasa!

Sebelumnya, ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Paguyuban Sound Banyuwangi mulai berkumpul di halaman depan Kantor Pemkab Banyuwangi pada Rabu, 22 Mei 2024 sejak pukul 10.00. 

Mereka datang dari berbagai penjuru Banyuwangi dengan membawa kendaraan pikap yang dilengkapi dengan peralatan sound system dan pengeras suara. 

Aksi ini diikuti oleh berbagai komunitas sound system yang berkumpul untuk menyuarakan aspirasi mereka terkait larangan penggunaan sound system di wilayah Banyuwangi.

Komunitas-komunitas yang turut hadir termasuk Si Cantik Audio, Hero Audio, Cakra Audio, Sultan Audio, dan PP Audio, yang membawa peralatan lengkap untuk mendukung orasi mereka. 

Baca Juga:
Viral Momen Haru Korban Terdampak Erupsi Gunung Ruang Ikuti Perkawinan Masal di Gedung Gereja BPMP Sulawesi Utara

Jalan akses menuju lokasi demo ditutup untuk memberikan ruang bagi peserta yang membawa truk-truk berisi peralatan sound system. Nama-nama besar dalam komunitas sound system seperti MC Putri, Duta Pro Audio, dan CT Audio juga turut hadir.

Aksi demo ini bertujuan untuk menyampaikan aspirasi terkait larangan penggunaan sound system di Banyuwangi, yang diharapkan dapat didengar oleh pemerintah daerah. 

Para peserta berharap kebijakan yang mendukung perkembangan usaha sound system dapat diterapkan.

Para peserta demo diminta untuk tidak membunyikan musik sendiri-sendiri dan diinstruksikan untuk menghubungkan kabel output dan input dari utara ke selatan langsung ke sound system mobil komando yang digunakan untuk orasi. 

Baca Juga:
Menelusuri Jejak Sejarah dan Keindahan Arsitektur Kuno di Kompleks Candi Muaro Jambi, Situs Warisan Terbesar Sumatera

Hal ini dilakukan agar suara yang dihasilkan kompak dan tertib. Petugas kepolisian juga telah bersiaga di lokasi untuk memastikan demo berjalan lancar dan tertib.

Sebelumnya, Aliansi Paguyuban Sound Sistem, Pekerja Seni, dan UMKM Banyuwangi telah mengeluarkan press rilis menanggapi surat edaran Bupati Banyuwangi nomor 501 tanggal 5 April 2024 yang melarang kegiatan tradisi battle sound takbiran Sembersewu menjelang Idul Fitri 2024.

Dalam rilis tersebut, mereka menyoroti beberapa poin utama: larangan ini memutus tradisi battle sound takbiran akbar Sembersewu yang sudah berlangsung sejak 1994. 

Larangan itu dianggap mematikan roda ekonomi UMKM yang terlibat dalam kegiatan sound system akbar selama belasan tahun dan mengancam kelangsungan hidup para pekerja seni dan pelaku sound system di Banyuwangi. (*/Shofia)

Bagikan: