Disdikbud Parigi Moutong Sebut, Belum Semua Sekolah di Parigi Moutong Mampu Menerapkan Sistem Zonasi

Ket Foto: Plt Kadisdikbud, Sunarti yang ditemui di ruang kerjanya saat menjelaskan terkait tugas guru penggerak dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Parigi moutong Source: (Foto/gemasulawesi/Muhammad Rifai)

Parigi Moutong, gemasulawesi - Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Parimo, Sunarti, menjelaskan bahwa meskipun tujuan pengaturan zonasi pendidikan adalah positif, namun tidak semua wilayah di Indonesia khususnya di Parigi moutong dapat menerapkannya dengan baik. 

Zonasi ini berasal dari pengalaman dampak dari sekolah unggulan, yang sebelumnya menjadi standar nasional atau bahkan internasional.

Hal itu diungkapkan Sunarti saat ditemui di ruang kerjanya pada Jum'at, 22 Maret 2024.

Ia mengatakan bahwa karena sekolah unggulan diprioritaskan, masyarakat cenderung menginginkan anak-anak mereka bersekolah di tempat yang terbaik.

Baca Juga:
Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Parigi Moutong Tetapkan Konservasi Mangrove Jadi Prioritas Utama Pengembangan Destinasi Wisata

"Akibatnya, anak-anak pegawai seringkali memilih sekolah unggulan, meskipun ada sekolah lain di sekitar mereka yang sebenarnya dapat mereka pilih," ungkapnya.

Sunarti menuturkan hal ini mengakibatkan beberapa sekolah kehilangan siswa dan menjadi tidak efisien, karena mereka terus-menerus membangun fasilitas baru untuk menampung siswa yang terus bertambah.

Ia juga mengatakan bahwa bantuan dari sekolah unggulan terus mengalir ke sekolah-sekolah tersebut setiap tahun, sementara ada sekolah lain yang kekurangan siswa dan fasilitas. 

Menurutnya, pemerintah seharusnya mempertimbangkan untuk mendistribusikan sumber daya secara lebih merata, karena ini merupakan aset negara. 

"Konsep zonasi dapat menjadi solusi, tetapi juga memiliki kelemahan, terutama dalam hal ketidakmampuan sekolah untuk mengakomodasi semua siswa dengan merata," tutupnya. (Muhammad Rifai)

Bagikan: