Sulawesi Utara, gemasulawesi – Pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara (Sulut) di tahun 2022 sebesar 5,42 persen, angka tersebut melebih target nasional yaitu sebesar 5,31 persen.
Pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara juga meningkat dibanding tahun 2021 yang hanya sebesar 4,16 persen dan di tahun 2020 yang tumbuh negatif 0,99 persen.
Data diatas dilansir dari laman Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara, Selasa 7 Februari 2023.
Baca: 4 Agenda Pariwisata Sulawesi Utara Dipromosikan di KEN 2023
Kepala BPS Sulawesi Utara Asim Saputra mengatakan, beberapa sektor menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara menurut lapangan usaha diantaranya penyediaan akomodasi sebesar 12,41 persen, transportasi dan pergudangan 11,74 serta sektor pengadaan listrik dan gas 10,17 persen.
“Tiga sektor yang disebutkan mengalami pertumbuhan hingga dua digit,” kata Asim Saputra.
Kemudian untuk sektor penyebaran terbesar pada struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Sulawesi Utara, antara lain pertanian, perkebunan dan perikanan tumbuh 6,35 persen.
Baca: Gubernur Sulawesi Utara Intruksikan Besihkan Tempat Ibadah Usai Banjir Manado
Asim juga mengatakan sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan akan tumbuh sebesar 6,35%. pada tahun 2022, lebih banyak dari dua tahun sebelumnya atau 2,22%. pada tahun 2020.
Kendati begitu, pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Utara ini agak menurun dibanding sebelum pandemi yang mampu mencapai 5,82 persen.
Menurut Asim, pertumbuhan sektor akomodasi dan perhotelan di tahun 2022 didorong oleh semakin banyaknya pertemuan tatap muka atau MICE yang berlangsung di Sulawesi Utara baik di dalam maupun luar negeri.
Baca: Manado Diterjang Banjir, Lobi Kantor Gubernur Sulawesi Utara Jadi Posko Bencana
Dia mengatakan Sulawesi Utara telah menyelenggarakan banyak acara selama setahun terakhir, termasuk acara sampingan G20, TIFF, Lomba Perikanan Internasional Likupanga, Festival Danau Tondano, Festival Pulau Lembeh dan lainnya.
“Sumber utama pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara menurut sektor kegiatan adalah pertanian sebesar 1,25 persen, perdagangan sebesar 0,97 persen, transportasi sebesar 0,88 persen, industri pengolahan sebesar 0,75 persen dan konstruksi sebesar 0,51 persen,” tuturnya.
Sementara itu, peningkatan terbesar dari sisi pengeluaran adalah konsumsi LNPRT sebesar 6,94 persen, diikuti oleh konsumsi rumah tangga sebesar 6,93 persen, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi sebesar 2,94 persen.
Baca: Kemenkumham Sulut Berikan Santunan Pada Pegawainya Terdampak Banjir
“Ekspor barang dan jasa 0,47 persen dan konsumsi masyarakat 0,17 persen. Sebaliknya impor barang dan jasa mencatat kenaikan negatif sebesar 3,49 persen,” tutupnya. (*/NRL)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News