Kisruh Kasus Guru Honorer di Konawe Selatan! Camat Baito Mendadak Dicopot dari Jabatannya oleh Bupati, Ini Alasannya

Bupati Konawe Selatan copot Camat Baito demi netralitas, usai kasus penganiayaan guru honorer jadi sorotan.
Bupati Konawe Selatan copot Camat Baito demi netralitas, usai kasus penganiayaan guru honorer jadi sorotan. Source: Foto/Instagram @medsos_rame

Hukum, gemasulawesi - Kasus hukum yang menjerat guru honorer bernama Supriyani di Konawe Selatan kini menjadi sorotan publik.

Terlebih setelah camat setempat, Sudarsono, mendadak dicopot dari jabatannya oleh Bupati Konawe Selatan, Surunuddin Dangga. 

Sudarsono dinilai tidak netral karena mendukung Supriyani yang menghadapi tuduhan penganiayaan terhadap seorang siswa. 

Pencopotan ini diambil sebagai langkah yang dianggap perlu untuk menjaga netralitas dan menghindari campur tangan dalam proses hukum yang tengah berlangsung.

Baca Juga:
Kecelakaan Tragis di Tol Pemalang! Tiga Kru TvOne Meninggal Dunia, Begini Kronologi Awalnya

“Ini camat tidak pernah menyampaikan atau menginformasikan. Sudah viral di mana-mana, saya hanya mendengar dari informasi. Jadi, kita tarik,” ujar Surunuddin, dikutip pada Kamis, 31 Oktober 2024.

Surunuddin juga menyebut bahwa Camat Baito tidak memberi laporan resmi mengenai perkembangan kasus yang melibatkan warganya hingga masalah ini mencuat di media sosial.

Kasus ini bermula dari dugaan penganiayaan terhadap siswa SD oleh Supriyani, yang mengajar di sekolah setempat. 

Pihak keluarga siswa, terutama orang tua yang berprofesi sebagai polisi berpangkat Aipda, menuduh Supriyani memukul anaknya dengan sapu hingga menyebabkan luka di bagian paha. 

Baca Juga:
BKKBN Sulawesi Utara Harap Pengelolaan Rumah DataKu Ikut Didukung Anggaran Pemda Kabupaten dan Kota

Supriyani membantah tuduhan ini dan menjelaskan bahwa luka tersebut terjadi akibat siswa jatuh saat bermain, sementara tindakan yang ia lakukan hanya berupa teguran ringan atas tingkah laku siswa di kelas.

Mendengar kisruh yang terjadi, Sudarsono mencoba membantu Supriyani dalam mediasi yang melibatkan keluarga siswa dan pihak sekolah. Namun, mediasi ini menemui jalan buntu. 

Berdasarkan keterangan Andri Darmawan, kuasa hukum Supriyani, pihak keluarga siswa meminta uang damai sebesar Rp 50 juta, yang dinilai terlalu berat oleh Supriyani dan sekolah. 

Pihak sekolah hanya mampu menawarkan Rp 10 juta, tetapi tuntutan tetap berlanjut ke jalur hukum.

Baca Juga:
Viral Dua Pria Lakukan Duel Carok di Jalanan Gresik Karena Rebutan Lahan, Begini Kata Pelaku Usai Diamankan

“Sangat miris, ketika seorang guru harus mengalami tekanan ini hanya karena mencoba menegakkan disiplin di kelas,” ujar Andri. 

Ia juga mengungkapkan bahwa Supriyani sempat dimintai sejumlah uang untuk penangguhan penahanan oleh pihak kepolisian dan kejaksaan, sebesar Rp 2 juta dan Rp 15 juta, tetapi hanya mampu memenuhi permintaan di kepolisian.

Kasus ini semakin memanas setelah kendaraan dinas Camat Sudarsono diduga ditembak oleh orang tak dikenal. 

Insiden ini diduga berkaitan dengan keberpihakannya pada Supriyani. 

Baca Juga:
Kejati Sulsel Bongkar Korupsi Rp20 Miliar di PT Surveyor Indonesia! Sosok Ini Diduga Gelapkan Dana untuk Kepentingan Pribadi

Namun, Sudarsono menjelaskan bahwa sebagai camat, dirinya hanya menjalankan tugas untuk melindungi warganya yang membutuhkan dukungan, tanpa bermaksud mengganggu proses hukum. 

“Saya hanya membantu warga saya, dan saya bukan melindungi atau menghambat jalannya hukum,” ujarnya. 

Pencopotan Sudarsono dan konflik yang terjadi kemudian menimbulkan berbagai tanggapan dari warganet. 

Banyak komentar yang mendukung langkah Sudarsono dalam membantu Supriyani, dengan beberapa pengguna media sosial menilai bahwa pemerintah seharusnya lebih memperhatikan nasib guru honorer yang terancam hukuman hanya karena menjalankan tugasnya.

Baca Juga:
Militer Penjajah Israel Umumkan Divisi Baru untuk Operasi di Perbatasan dengan Yordania

Selain itu, komentar lainnya mempertanyakan aturan yang diberlakukan kepada tenaga pengajar, terutama bagi guru honorer yang sering kali menghadapi tantangan besar di lapangan tanpa perlindungan yang memadai. 

“Semoga ini bisa menjadi pelajaran untuk kita semua, bahwa tugas guru sangat mulia, dan mereka butuh perlindungan,” tulis seorang netizen.

Sebagai tindak lanjut dari kasus ini, Bupati Konawe Selatan menunjuk Kasatpol PP Konawe Selatan, Ivan Ardiansyah, sebagai pelaksana tugas sementara Camat Baito, untuk memastikan penyelesaian masalah ini bisa dilakukan secara adil. 

Enam anggota kepolisian, termasuk Kapolsek dan Kanit Reskrim setempat, kini tengah diperiksa oleh Propam terkait dugaan permintaan uang damai Rp 50 juta dalam kasus ini.

Baca Juga:
Pasrah! Jadi Tersangka Kasus Korupsi Impor Gula, Tom Lembong: Saya Serahkan Semuanya kepada Tuhan

Kasus ini membuka pandangan publik mengenai berbagai tantangan yang dihadapi oleh guru honorer dalam menjalankan tugasnya, termasuk kurangnya perlindungan hukum ketika terjadi konflik dengan pihak luar. 

Pemerintah dan masyarakat kini menantikan perkembangan terbaru dari kasus yang kompleks ini, dengan harapan agar Supriyani mendapat keadilan serta kebijakan perlindungan yang lebih baik untuk para guru honorer di masa mendatang. (*/Shofia)

...

Artikel Terkait

wave

Kecelakaan Tragis di Tol Pemalang! Tiga Kru TvOne Meninggal Dunia, Begini Kronologi Awalnya

Tiga kru TvOne meninggal dalam kecelakaan Tol Pemalang. Polisi lakukan olah TKP dan ungkap penyebabnya.

BKKBN Sulawesi Utara Harap Pengelolaan Rumah DataKu Ikut Didukung Anggaran Pemda Kabupaten dan Kota

Kepala Perwakilan BKKBN Sulut berharap pengelolaan dari Rumah DataKu ikut didukung dengan anggaran pemda kabupaten dan kota.

Sebanyak 4 Gunung Api di Provinsi Sulawesi Utara Berada dalam Status Waspada

4 gunung api aktif yang ada di Provinsi Sulawesi Utara atau Sulut dilaporkan berada dalam status waspada level II.

Sempat Viral Diduga Suruh Maba Minum Oli, Mahasiswa Senior Politeknik Negeri Kupang Minta Maaf dan Dapat Hukuman Begini

Mahasiwa senior di Politeknik Negeri Kupang yang sempat viral karena diduga minta maba minum oli baru-baru ini menyatakan permintaan maaf

Viral Dua Pria Lakukan Duel Carok di Jalanan Gresik Karena Rebutan Lahan, Begini Kata Pelaku Usai Diamankan

Peristiwa duel carok baru-baru ini terjadi di Gresik, Jawa Timur, diduga dua pria cekcok akibat rebutan lahan, begini pengakuan pelaku

Berita Terkini

wave

Duka Santri Buduran Sidoarjo, Pesantren Al-Khoziny Runtuh Telan Korban Jiwa

Runtuhnya bangunan pondok pesantren Al-Khoziny menyisakan trauma mendalam bagi santri yang sedang menimba ilmu disana.

Inilah Sinopsis Film Wind Breaker Versi Live Action, Diadaptasi dari Komik Jepang Populer

Setelah animenya, manga Wind Breaker akan mendapat adaptasi live action, menceritakan kehidupan Haruka Sakura

Pelindo Pastikan Pelabuhan Pulau Baai Aman Pasca Senggolan MT Kencana Express dan CSD Costa Fortuna 3

Insiden kapal di Pulau Baai ditangani cepat, aktivitas pelabuhan tetap lancar, normalisasi alur dan keselamatan dijaga ketat.

KLH Gagalkan Masuknya 73 Kontainer Limbah Elektronik Ilegal Asal AS, Seluruhnya Akan Dikembalikan ke Negara Asal

Kementerian Lingkungan Hidup menggagalkan impor ilegal 73 kontainer limbah elektronik asal Amerika Serikat.

Ekonom EVIDENT Bantah MBG Sebabkan Kenaikan Harga Ayam, Soroti Biaya Pakan dan Struktur Peternakan

Ekonom EVIDENT Institute menjelaskan kenaikan harga ayam lebih dipengaruhi biaya pakan dan faktor struktural, bukan program MBG.


See All
; ;