Yogyakarta, gemasulawesi - Baru-baru ini, sebuah video yang memperlihatkan dugaan kekerasan seorang dosen terhadap mahasiswa di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menjadi viral di media sosial.
Dalam video yang beredar luas, seorang mahasiswa UNY mengaku bahwa dirinya dicekik dan dibanting saat tengah melakukan unjuk rasa pada acara penyambutan mahasiswa baru.
Peristiwa ini memicu reaksi yang beragam dari masyarakat dan mahasiswa, dengan banyak yang mempertanyakan tindakan yang dilakukan oleh dosen tersebut.
Pria yang diduga sebagai pelaku dalam video adalah Arwan Nur Ramadhan, seorang dosen UNY yang juga menjabat sebagai ketua panitia kegiatan penyambutan mahasiswa baru.
Menanggapi video yang tersebar luas, Arwan memberikan klarifikasi mengenai situasi yang terjadi.
Menurutnya, video yang beredar di media sosial telah diedit sehingga hanya menunjukkan satu sisi peristiwa dan memberikan kesan bahwa mahasiswa tersebut terintimidasi.
Arwan menjelaskan bahwa sebenarnya mahasiswa yang terekam dalam video tersebut berusaha untuk merangsek masuk ke dalam area kegiatan dan memaksa untuk berorasi, yang kemudian memicu dorong-mendorong antara mahasiswa dan pihak panitia.
Namun, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNY, Farras Raihan, memberikan penjelasan yang berbeda mengenai insiden tersebut.
Menurut Farras, aksi yang dilakukan oleh para mahasiswa adalah aksi damai yang bertujuan untuk menyuarakan pentingnya peran mahasiswa dalam masyarakat.
Farras mengungkapkan bahwa suasana aksi berlangsung kondusif sebelum tiba-tiba seorang dosen, yang diduga Arwan, mendekati mereka dari belakang dan meringkus beberapa mahasiswa dengan cara memegang leher atau mencekik.
Setelah kejadian tersebut, BEM UNY menyatakan rencana untuk mengadukan kasus ini ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) guna mendapatkan perlindungan dan keadilan.
Tindakan tersebut diambil sebagai respons atas dugaan kekerasan yang mereka alami, dan juga sebagai upaya untuk memastikan bahwa kasus ini diinvestigasi secara menyeluruh dan transparan.
Kasus ini menambah daftar panjang insiden terkait kekerasan dalam dunia pendidikan di Indonesia, di mana mahasiswa yang seharusnya mendapat ruang untuk berekspresi dan belajar justru mengalami tindakan kekerasan.
Publik menunggu tindak lanjut dari pihak universitas dan pihak berwenang terkait untuk memberikan kejelasan atas insiden ini dan memastikan bahwa hak-hak mahasiswa tetap dihormati. (*/Shofia)