Internasional, gemasulawesi – Beberapa waktu yang lalu, diketahui jika wakil pemimpin Hamas, Saleh Al-Arouri tewas akibat serangan tidak terduga yang dilakukan penjajah Israel di Beirut, Lebanon, yang memicu Hizbullah melakukan pembalasan terhadap penjajah Israel.
Serangan penjajah Israel tersebut telah membuat kekhawatiran akan konflik regional meningkat karena penjajah Israel juga semakin meningkatkan serangannya terhadap Hizbullah dan sekutunya di Lebanon.
Salah seorang kolumnis di MENA, Dr Haid Haid, baru-baru ini mengungkapkan analisisnya bahwa saat ini pada dasarnya Hizbullah sedang melakukan tindakan pembalasan sambil berusaha untuk menghindari provokasi konflik skala penuh dengan penjajah Israel.
Baca Juga:
Dialokasikan untuk Gaza, Ini Kenapa Penjajah Israel Dapat Mengontrol Pajak Palestina Setiap Bulannya
“Serangan yang dilakukan penjajah Israel terhadap Al-Arouri menjadi serangan yang paling menonjol terhadap Hizbullah hingga ini,” ujarnya.
Di sisi lain, penjajah Israel juga terus melakukan serangan mereka yang menargetkan komandan senior Hizbullah di Lebanon selatan.
Di tanggal 8 Januari 2024, komandan senior pasukan elit kelompok Radwan, Wissam Al-Tawil, tewas karena serangan pesawat tak berawak dari penjajah Israel yang diarahkan kepada mobilnya di Lebanon selatan.
“Untuk saat ini, Hizbullah berjuang di garis depan setelah melakukan beberapa perhitungan yang cermat,” kata pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah.
Hadi menuturkan jika dalam konteks ini, Hizbullah mungkin memandang Suriah sebagai salah satu pilihan strategis mereka untuk melakukan pembalasan terhadap penjajah Israel tanpa harus melibatkan diri dalam konflik yang lebih besar.
Diketahui jika Suriah juga telah menjadi sasaran dari penjajah Israel selama bertahun-tahun lamanya.
“Kehadiran banyak kekuatan yang mendapatkan dukungan dari Iran di dalam negeri memberikan Hizbullah suatu bentuk penyangkalan yang masuk akal,” jelasnya.
Dr Hadi Hadi mengungkapkan jika sejauh ini, pemerintah Suriah hanya mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang bernada mengecam terhadap agresi penjajah Israel kepada rakyat Palestina.
“Sikap menahan diri yang ditunjukkan Suriah saat ini mungkin karena kurangnya sumber daya yang dimiliki pemerintahan Assad,” terangnya.
Dia menambahkan, namun, alasan yang lebih penting lagi adalah keengganan Suriah untuk terlibat dalam konfrontasi langsung dengan penjajah Israel. (*/Mey)