Internasional, gemasulawesi – Salah satu mantan perwira dan juga pejabat penjajah Israel, Yitzhak Brik, menyatakan baru-baru ini jika penjajah Israel tidak dapat meraih kemenangan yang mereka inginkan atas Hamas.
Menurut Yitzhak Brik, satu-satunya pilihan yang dimiliki penjajah Israel sekarang ini hanyalah dengan menerima kesepakatan dengan Hamas.
Diketahui jika sebelumnya Hamas mengajukan kesepakatan pertukaran tahanan yang ketentuannya ditentukan oleh Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar.
Mayor Cadangan Yitzhak Brik juga memaparkan meskipun penjajah Israel berhasil menghancurkan 1.000 bukaan terowongan milik Hamas, masih ada ribuan lainnya terowongan tambahan yang dibangun Hamas yang tersebar di berbagai wilayah.
Selain itu, beberapa diantaranya juga memiliki panjang yang mencapai ratusan kilometer.
“Jika dilema ini tidak diselesaikan dan masih seperti sekarang, maka kemenangan atas Hamas yang diinginkan tidak akan tercapai,” ujarnya.
Saat ditanyakan apakah mengendalikan perbatasan dan juga Poros Philadelphia akan membuat kemenangan, dia mengutarakan jika perang tidak dapat dimenangkan.
“Kita semua harus menghadapi kebenaran dan saya berpendapat jika saat ini sangat sulit untuk penjajah Israel melemahkan Hamas,” jelasnya.
Brik menekankan jika hal yang paling mudah adalah mendapatkan para tahanan yang saat ini masih berada di Jalur Gaza.
Baca Juga:
Salah Satu Dampak Serius Karena Perang, Industri Palestina Hampir Terhenti Akibat Agresi
Sementara itu, Poros Philadelphia adalah sebidang tanah yang letaknya berada di sepanjang perbatasan di antara Mesir dan Jalur Gaza, Palestina.
Poros Philadelphia juga dikenal dengan nama Poros Salah Al-Din.
Di sisi lain, sebelumnya, mantan Kepala Mossad, Tamir Pardo, juga membenarkan jika penjajah Israel tidak memiliki pilihan lain untuk sekarang ini selain menerima kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas.
Syarat yang ditentukan oleh Yahya Sinwar selaku pemimpin Hamas adalah juga termasuk dengan tanggal pembebasan para tahanan.
Pardo juga menyampaikan peringatannya jika penjajah Israel harus memperbaiki kesalahan yang mereka lakukan yang mengabaikan warga negaranya.
Dia menegaskan jika pemerintah penjajah Israel dan perdana menterinya memutuskan untuk meninggalkan para tahanan yang berada di Jalur Gaza, mereka harus mengatakannya secara terbuka di hadapan publik.
Sementara itu, Amirav Spersky yang merupakan saudara perempuan yang terbunuh beberapa waktu yang lalu di Jalur Gaza menuduh pemerintah penjajah Israel telah berbohong kepada mereka. (*/Mey)