Menteri LH Tekankan Peran Strategis Intelektual Menghadapi Polycrisis

Menteri LH/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq. Source: (Foto/ANTARA/Zahra)

Nasional, gemasulawesi - Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, menekankan pentingnya peran intelektual dalam menangani berbagai krisis global atau polycrisis.

Krisis tersebut mencakup isu iklim, energi, pangan, kesehatan, hingga dinamika geopolitik yang kompleks.

“Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala BPLH, Hanif, menjelaskan bahwa dunia saat ini dilanda polycrisis, yakni krisis yang saling bertumpuk di bidang iklim, energi, pangan, kesehatan, dan geopolitik, yang memperkuat dampak masing-masing,” ujar Hanif.

Hanif menekankan bahwa Indonesia juga terdampak oleh situasi polycrisis.

Baca Juga:
Kementerian Transmigrasi Luncurkan Ekspedisi Patriot dan Beasiswa Patriot Dorong Pembangunan Kawasan Transmigrasi

Ia menambahkan, tantangan ini justru menghadirkan peluang bagi perguruan tinggi.

Menurutnya, mahasiswa pascasarjana memiliki peran penting sebagai penggerak perubahan di tengah kondisi tersebut.

Polycrisis merupakan keadaan di mana beberapa krisis besar terjadi secara bersamaan.

Krisis tersebut meliputi isu iklim, energi, pangan, kesehatan, hingga geopolitik, yang saling memperburuk dampak satu sama lain.

Baca Juga:
Gregorius Ronald Tannur Dapat Pengurangan Hukuman di HUT Ke-80 RI

Kondisi ini membuat tantangan global menjadi lebih rumit karena satu krisis dapat memperburuk krisis lainnya, misalnya perubahan iklim yang memicu kerawanan pangan serta konflik terkait sumber daya.

Oleh sebab itu, diperlukan kerja sama antar sektor, inovasi, dan kepemimpinan yang visioner untuk meningkatkan ketahanan bangsa di tengah ketidakpastian yang tinggi.

Mengacu pada laporan UNEP 2024 Navigating New Horizons, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol menekankan bahwa pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030 masih jauh dari target.

Untuk mengatasinya, langkah nyata dibutuhkan melalui kebijakan berbasis data, inovasi berkelanjutan, dan kolaborasi lintas sektor atau pendekatan pentahelix.

Baca Juga:
Polda Metro Jaya Ungkap Kasus Eksploitasi Seksual Anak di Jakarta Barat, 10 Pelaku Ditangkap

“Indonesia telah menetapkan target strategis, termasuk pencapaian FOLU Net Sink 2030, transisi energi yang adil, serta penerapan ekonomi sirkular. Semua itu menuntut peran aktif perguruan tinggi melalui riset, inovasi teknologi ramah lingkungan, dan peningkatan literasi publik,” ujar Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol.

Saat memberikan sambutan pada Orientasi Pendidikan dan Kemahasiswaan Mahasiswa Baru Pascasarjana Universitas Brawijaya Tahun Ajaran 2025/2026 di Malang, Senin (18/8), Menteri Lingkungan Hidup menekankan pentingnya peran mahasiswa pascasarjana.

Ia mendorong para mahasiswa untuk tidak hanya fokus pada aspek akademis semata, tetapi juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis yang luas.

Menurutnya, mahasiswa pascasarjana harus mampu menghadapi dan menavigasi berbagai tantangan kompleks di era modern.

Baca Juga:
Dikonfirmasi Terkait Dugaan Permintaan Fee Sepuluh Persen Alasan Dibalik Pengumpulan DPA OPD, Wabup Parigi Moutong Memilih Bungkam

Menteri LH menekankan bahwa intelektual masa depan perlu memadukan pengetahuan akademik dengan keterampilan praktis.

Hal ini penting agar mereka dapat menjadi agen perubahan yang adaptif dan berdaya saing di tengah dinamika global.

Ia menambahkan pentingnya pergeseran menuju Industri 5.0 yang menekankan peran manusia, prinsip keberlanjutan, dan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan.

Dia menekankan bahwa perguruan tinggi seharusnya berperan sebagai pusat pengetahuan sekaligus pengawal etika publik.

Baca Juga:
Microsoft Meluncurkan Copilot 3D, Mengonversi Gambar 2D Menjadi Model 3D Realistis Secara Instan! Ini Cara Kerjanya

Dengan begitu, perkembangan teknologi tidak menimbulkan kesenjangan baru di masyarakat.

Teknologi justru diharapkan menjadi alat untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan mendukung keberlanjutan lingkungan.

“Indonesia Emas 2045 hanya bisa terwujud jika kita mencetak intelektual pascasarjana yang profesional, berintegritas, dan visioner melihat tren global,” ujar Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq. (*/Zahra)

Bagikan: