Nasional, gemasulawesi - Pertemuan antara Presiden RI Prabowo Subianto dan mantan Presiden Joko Widodo kembali menjadi sorotan publik.
Dalam agenda kunjungan kerja ke Surakarta pada Sabtu, 20 Juli 2025, Prabowo menyempatkan diri untuk bersilaturahmi ke kediaman Presiden RI ke-7 tersebut.
Dalam kunjungan tersebut, Prabowo tidak datang sendiri, melainkan turut didampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka serta jajaran Kabinet Merah Putih.
Kehadiran para petinggi negara ini pun memantik berbagai reaksi dari masyarakat, terutama karena momen tersebut diunggah secara resmi melalui akun Instagram @presidenrepublikindonesia.
Dalam unggahan itu, terlihat pertemuan antara Prabowo dan Jokowi berlangsung dalam suasana santai dan akrab. Senyum dan gelak tawa mengiringi kebersamaan mereka di ruang tamu kediaman Jokowi.
Tidak hanya sekadar silaturahmi biasa, pertemuan itu juga disebut membahas sejumlah agenda penting, mulai dari hasil kunjungan kenegaraan Prabowo ke beberapa negara dalam dua pekan terakhir, hingga isu-isu strategis nasional yang sedang berkembang.
Keterangan ini turut disampaikan dalam narasi unggahan yang memperkuat kesan bahwa pertemuan tersebut bersifat formal dan bermakna dalam konteks kenegaraan.
Namun demikian, suasana hangat dalam pertemuan tersebut tidak serta-merta membuat semua pihak memandangnya secara netral.
Pegiat media sosial, Said Didu, ikut memberikan pendapatnya mengenai momen tersebut. Ia menyoroti tata letak posisi duduk yang terekam dalam foto unggahan.
Bagi Said, posisi duduk para tokoh dalam pertemuan itu menggambarkan seolah-olah Prabowo dan para menteri tengah memberikan laporan kepada keluarga Jokowi.
“Aturan duduk betul-betul dibuat Presiden RI (Prabowo) bersama Menteri melapor ke keluarga Jokowidodo. Mungkin hal seperti ini hanya terjadi di Indonesia,” tulis Said Didu melalui akun X resminya @msaid_didu pada Selasa, 22 Juli 2025.
Komentar tersebut langsung memancing tanggapan dari sejumlah pengguna media sosial.
Ada yang menyatakan setuju dengan penilaian Said Didu dan menganggap bahwa suasana pertemuan memang mencerminkan nuansa kekeluargaan yang berlebihan dalam konteks pemerintahan. Namun tak sedikit pula yang menilai komentar tersebut terlalu mengada-ada dan tidak sesuai dengan maksud dari pertemuan tersebut.
Bagi mereka, sikap Prabowo dan kehadiran Gibran sebagai Wapres sudah sesuai dengan etika silaturahmi antar pejabat negara yang pernah dan masih menjabat.
Sementara itu, hingga saat ini belum ada tanggapan resmi dari pihak Istana maupun Presiden Prabowo terkait sindiran yang dilontarkan oleh Said Didu. (*/Risco)