Nasional, gemasulawesi - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyatakan komitmennya untuk terus mendorong peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, salah satunya dengan mewajibkan para guru mengikuti pelatihan secara rutin.
Ia menilai bahwa pelatihan bagi guru sangat penting agar proses belajar mengajar tidak stagnan dan para pendidik tetap dapat berinovasi sesuai perkembangan zaman.
Untuk mendukung upaya tersebut, Abdul Mu’ti menjelaskan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) dalam penyelenggaraan pelatihan.
Bahkan, ia mengungkapkan rencana penerbitan Peraturan Menteri yang mengatur bahwa setiap guru akan memiliki satu hari dalam seminggu tanpa kewajiban mengajar.
Hari tersebut secara khusus akan dialokasikan bagi guru untuk mengikuti pelatihan sebagai bagian dari peningkatan kompetensi.
"Pelatihan tersebut akan bekerja sama dengan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan dan Balai Guru," jelas Abdul Mu’ti di Kota Kendari pada Jumat 18 April 2025.
Menurut Abdul Mu’ti, pelatihan ini nantinya juga akan dihitung sebagai bagian dari beban kerja guru sebanyak 24 jam per minggu.
Artinya, kegiatan pelatihan ini bukan hanya tambahan, tetapi masuk dalam kategori jam kerja yang diakui secara formal.
Ia menyebutkan bahwa selama ini banyak guru, terutama yang sudah memperoleh sertifikasi, cenderung merasa nyaman dan kurang aktif dalam mengembangkan kemampuan diri.
Fenomena ini menjadi perhatian serius dari Kementerian Pendidikan karena dinilai bisa menghambat peningkatan mutu pendidikan secara keseluruhan.
Oleh sebab itu, pelatihan yang diwajibkan ini dianggap sebagai upaya untuk mendorong para guru agar kembali termotivasi dalam menggali pengetahuan baru serta meningkatkan kreativitas dalam mengajar.
Abdul Mu’ti menambahkan bahwa metode pelatihan nantinya bisa dilakukan dengan berbagai cara, baik secara mandiri maupun dengan mendatangkan Widyaiswara ke sekolah-sekolah.
Dengan demikian, pelatihan ini diharapkan bisa lebih fleksibel dan menyesuaikan dengan kebutuhan guru di masing-masing daerah, baik di perkotaan maupun di daerah terpencil.
Program pelatihan ini akan menjadi bagian integral dari reformasi pendidikan yang menempatkan peran guru sebagai ujung tombak transformasi di kelas. (*/Risco)