Nasional, gemasulawesi – Bahlil Lahadalia, yang merupakan Menteri Investasi dan Kepala BKPM, mendorong mahasiswa untuk menjadi pengusaha agar terhindar dari kemiskinan.
Menteri Investasi dan Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, juga mendorong para mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan berwirausaha untuk meningkatkan jumlah wirausaha di Indonesia.
Dalam keterangannya kemarin, 2 Mei 2024, Menteri Investasi dan Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, mengungkapkan jika rasio kewirausahaan di Indonesia baru sekitar 3,6 persen dari total populasi di Indonesia yang jumlahnya mencapai lebih dari 270 juta jiwa.
Bahlil mengakui jika mendorong mahasiswa menjadi pengusaha dikarenakan dia tidak menginginkan anak muda menjadi orang yang miskin.
“Saya telah merasakan menjadi orang miskin itu tidak bagus,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Bahlil juga memberikan motivasi untuk para mahasiswa dengan mengisahkan bagaimana dia dapat keluar dari kemiskinan dan pada akhirnya mencapai kesuksesan dengan menjadi pengusaha.
“Saya sendiri dahulunya berasal dari keluarga yang tidak mampu,” ujarnya.
Menteri Investasi tersebut memaparkan jika dia pernah mengalami banyak penghinaan saat memulai usaha,
Menurutnya, banyak yang mengatakan kepadanya jika tidak mungkin untuk anak orang miskin dapat menjadi pengusaha.
“Namun, saya memilih untuk mengabaikan semua itu,” ucapnya.
Bahlil juga menitipkan pesannya agar para mahasiswa tidak hanya fokus pada nilai akademik, namun, juga berani untuk berwirausaha.
“Untuk ke depannya, jadilah pengusaha daripada setelah kuliah antre untuk penerimaan pegawai negeri,” imbuhnya.
Bahlil menambahkan jika menjadi pegawai negeri itu bagus, namun, rumusnya adalah jika ingin menjadi kaya raya, sebaiknya jangan menjadi karyawan, tetapi harus menjadi pengusaha.
Sebelumnya, Bahlil sempat memaparkan jika sekitar 2 juta hektare lahan di Merauke, Papua Selatan, dialokasikan untuk menjadi kebun tebu dengan tujuan mempercepat swasembada gula.
Bahlil Lahadalia menuturkan jika lahan itu nantinya akan dibagi menjadi 2, dimana 1 bagian dikelola oleh swasta murni dan satunya lagi akan dikelola oleh KEK atau Kawasan Ekonomi Khusus.
“Namun, ini nantinya akan di-blending antara investasi BUMN dan swasta murni,” paparnya. (*Mey)