Nasional, gemasulawesi - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Angga Raka Prabowo, menyampaikan imbauan kepada masyarakat agar lebih berhati-hati dalam menyikapi berbagai konten di media sosial.
Ia menyoroti maraknya unggahan yang bernada provokatif dan menyesatkan, yang sengaja dibuat menggunakan teknologi kecerdasan buatan.
Konten semacam ini sering kali merupakan hasil manipulasi digital yang bisa memicu kesalahpahaman di tengah masyarakat.
Oleh karena itu, ia menekankan bahwa informasi seperti ini termasuk hoaks dan tidak mencerminkan peristiwa yang sebenarnya terjadi.
Angga Raka memberikan tanggapan terkait maraknya konten yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan.
Ia mencontohkan sejumlah konten yang beredar tentang aksi demonstrasi di depan Kompleks MPR, DPR, dan DPD RI di Jakarta pada Senin, 25 Agustus.
Menurutnya, keberadaan konten-konten semacam itu bisa menyesatkan persepsi publik terhadap aksi yang berlangsung.
Ia khawatir, pesan atau tuntutan yang disampaikan langsung oleh para demonstran justru bisa tersamarkan akibat manipulasi informasi tersebut.
Baca Juga:
Erupsi Gunung Semeru: Letusan 700 Meter dan Peringatan Waspada untuk Masyarakat Sekitar
"Fenomena DFK (Disinformasi, Fitnah, dan Kebencian) ini akhirnya merusak sendi-sendi demokrasi. Misalnya, teman-teman yang tadinya mau menyampaikan aspirasi, mau menyampaikan unek-uneknya, akhirnya menjadi bias ketika sebuah gerakan itu di-engineering oleh hal-hal yang, mohon maaf ya, yang DFK tadi," ujar Angga Raka Prabowo.
Angga Raka Prabowo menyampaikan bahwa kedatangannya ke Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) bertujuan untuk berdiskusi mengenai strategi pemerintah dalam menjaga ruang digital.
Ia menekankan pentingnya memastikan ruang digital tetap aman dan bebas dari konten-konten hoaks yang dihasilkan oleh manipulasi kecerdasan buatan (AI).
Menurutnya, konten-konten provokatif semacam itu dapat memecah belah masyarakat dan merusak sendi-sendi demokrasi.
Baca Juga:
KPK Tetapkan Irvian Bobby Mahendro dan 10 Tersangka Kasus Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga ruang digital agar tidak dikuasai oleh kelompok tertentu yang menyebarkan disinformasi dan kebencian.
Angga berharap, dengan kolaborasi antara pemerintah, platform media sosial, dan masyarakat, ruang digital dapat menjadi tempat yang sehat dan kondusif bagi semua.
"Dalam pertemuan bersama Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi dan Dirjen terkait, kami menekankan keprihatinan terhadap penyebaran informasi yang tidak benar di ruang digital; kami tidak ingin masyarakat disesatkan oleh informasi yang keliru, dan negara memiliki instrumen hukum untuk menegakkan kebenaran tersebut," ujar Angga Raka Prabowo.
Ia menuturkan bahwa pemerintah mendorong pihak pengelola media sosial, terutama platform yang kerap menjadi tempat beredarnya konten manipulatif hasil buatan AI, agar lebih aktif melakukan pengawasan.
Baca Juga:
Pemerintah Bangun 2.200 Rumah di Papua Pegunungan, Wujud Komitmen Negara Hadir untuk Rakyat
Wamenkomdigi Angga mengatakan, "Dengan sistem yang mereka miliki, seharusnya sudah bisa terlihat mana konten yang dibuat AI, mana yang tidak benar, dan mana yang palsu. Jadi, idealnya sistem mereka bisa langsung mendeteksi dan melakukan take down secara otomatis."
Ia menegaskan bahwa langkah take down bukan berarti pemerintah ingin membungkam masyarakat atau membatasi kebebasan berekspresi.
Menurutnya, tindakan tersebut hanya ditujukan pada konten manipulasi berbasis AI yang bersifat tidak nyata dan berpotensi menebarkan kebencian.
"Yang ingin kami tekankan, platform juga harus punya sistem untuk menindak hal semacam ini. Kita tidak mau demokrasi kita tercoreng oleh informasi palsu. Misalnya, ada kabar seolah terjadi pembakaran di sini, padahal faktanya tidak ada. Kadang-kadang itu rekaman lama yang dipoles lagi, lalu digiring narasi seakan peristiwa baru," ujar Angga.
Baca Juga:
Warga Pati Desak KPK Tetapkan Bupati Sudewo sebagai Tersangka Kasus Korupsi Proyek Kereta Api
Dalam kesempatan itu, Angga Raka juga menekankan komitmen penuh pemerintahan Presiden Prabowo dalam menjaga dan menegakkan demokrasi.
Ia menyampaikan, "Pak Prabowo sudah melewati pemilu berkali-kali. Saya sendiri sudah lama berkecimpung di dunia media sosial bersama rekan-rekan media. Tidak pernah sekalipun saya melaporkan orang atas tuduhan apa pun. Bagi kami, kritik itu justru kami terima sebagai masukan dan koreksi yang membangun," katanya. (*/Zahra)