Nasional, gemasulawesi - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Muhammad Cholil Nafis, menilai bahwa anggaran pendidikan di Indonesia sebaiknya tidak dikurangi, melainkan justru ditambah.
Pernyataan ini tampak sebagai respons terhadap kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah, yang berdampak pada pemotongan dana pendidikan dalam jumlah besar.
Berdasarkan kebijakan efisiensi tersebut, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) mengalami pemotongan anggaran sebesar Rp 22,5 triliun dari pagu yang sebelumnya telah disetujui oleh DPR.
Kebijakan ini juga berimbas pada Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), yang harus menghadapi pemangkasan anggaran sebesar Rp 8 triliun.
Pemotongan ini memicu berbagai tanggapan dari publik, terutama dari kalangan akademisi, tenaga pendidik, dan tokoh masyarakat yang mengkhawatirkan dampaknya terhadap kualitas pendidikan di Indonesia.
Beberapa pihak menilai bahwa pengurangan anggaran ini dapat menghambat berbagai program pendidikan yang sedang berjalan, termasuk peningkatan kualitas sarana dan prasarana, kesejahteraan tenaga pendidik, serta akses pendidikan bagi masyarakat kurang mampu.
Menanggapi hal ini, KH Muhammad Cholil Nafis menyampaikan pendapatnya melalui akun X resminya @cholilnafis pada Rabu, 19 Februari 2025.
Ia menegaskan bahwa anggaran pendidikan tidak boleh dipotong, melainkan harus ditingkatkan agar kualitas pendidikan semakin baik.
Cholil Nafis juga menyoroti pentingnya Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang bertujuan untuk mencegah stunting dan menciptakan generasi muda yang lebih cerdas.
Ia menekankan bahwa setelah anak-anak terbebas dari stunting dan memiliki potensi kecerdasan yang lebih baik, mereka tetap membutuhkan akses terhadap pendidikan yang berkualitas.
Oleh karena itu, menurutnya, pengurangan anggaran pendidikan justru akan menghambat upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.
"MBG itu sarana agar anak tdk stanting dan cerdas maka stlh cerdas juga butuh ada sarana pendidikannya. Krnanya anggaran utk pendidikan jangan dipotong bahkan sebaiknya ditambah agar kualitas pendidikan lebih baik. Inilah modal menggapai Indonesia Emas," tulis Cholil Nafis dalam cuitannya.
Pendapat Cholil Nafis ini sejalan dengan kekhawatiran banyak pihak bahwa pemotongan anggaran pendidikan dapat berdampak pada berbagai aspek, termasuk penyediaan fasilitas belajar yang layak, peningkatan kualitas kurikulum, serta pemerataan akses pendidikan di seluruh wilayah Indonesia.
Di sisi lain, pemerintah beralasan bahwa efisiensi anggaran dilakukan untuk mengalokasikan dana ke sektor lain yang dianggap lebih mendesak.
Namun, banyak yang mempertanyakan apakah pendidikan seharusnya menjadi salah satu sektor yang terkena pemangkasan, mengingat perannya yang sangat krusial dalam membangun masa depan bangsa. (*/Risco)