Melacak Jejak GMNI dan HMI: Organisasi Ekstra Kampus yang Menyokong Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Masa Mahasiswa

<p>Ket Foto: Foto Anies Baswedan (Foto/Instagram/@aniesbaswedan)</p>
Ket Foto: Foto Anies Baswedan (Foto/Instagram/@aniesbaswedan)

Nasional, gemasulawesi – Dua dari tiga calon presiden yang akan bertarung dalam Pemilihan Presiden 2024 memiliki latar belakang sebagai alumni organisasi mahasiswa di luar kampus.

Ganjar Pranowo, salah satu calon presiden, merupakan mantan anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), sementara Anies Baswedan, calon presiden lainnya adalah alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Organisasi mahasiswa di luar kampus di Indonesia telah memainkan peran penting dalam perjalanan politik dan aktivisme.

Baca juga: Ganjar Pranowo Prediksi Dua Pasangan Capres-Cawapres Bersaing Ketat di Pilpres 2024

GMNI dan HMI adalah dua dari banyak organisasi mahasiswa ekstra kampus yang memiliki pengaruh signifikan dalam sejarah Indonesia.

Untuk memahami lebih dalam tentang kedua organisasi ini, mari kita lihat lebih dekat apa itu GMNI dan HMI.

GMNI memegang teguh asas Sosio Nasionalisme, Sosio Demokrasi, dan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Baca juga: Ganjar Pranowo Prediksi Dua Pasangan Capres-Cawapres Bersaing Ketat di Pilpres 2024

Organisasi ini bermula dari peleburan tiga organisasi mahasiswa yang berbagi landasan Marhaenisme, yaitu Gerakan Mahasiswa Marhaenis berpusat di Yogyakarta, Gerakan Mahasiswa Merdeka (erpusat di Surabaya dan Gerakan Mahasiswa Demokrat Indonesia berpusat di Jakarta.

Peleburan ketiga organisasi ini terjadi pada September 1953 ketika GMDI mengusulkan ide untuk menyatukan mereka dalam satu wadah yang kemudian dinamakan GMNI.

Ide tersebut mendapat dukungan positif dari dua pimpinan organisasi lainnya.

Baca juga: Hakim Konstitusi Arief Hidayat Tak Yakin Perkara Batas Usia Capres-Cawapres Akan Disidangkan Ulang

Akhirnya, ketiga organisasi sepakat untuk bergabung, dan hasil dari peleburan tersebut adalah terbentuknya Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).

Asas utama GMNI adalah Marhaenisme, yang merupakan ajaran yang dianut oleh Bung Karno.

Kongres pertama GMNI di Surabaya pada tanggal 23 Maret 1954 dihadiri dengan dukungan dari Bung Karno, dan tanggal tersebut menjadi Dies Natalis GMNI.

Baca juga: Ganjar Pranowo Prediksi Dua Pasangan Capres-Cawapres Bersaing Ketat di Pilpres 2024

Meskipun sering kali diidentikkan dengan partai politik tertentu, GMNI sebenarnya bersifat independen secara organisatoris.

Kader GMNI memiliki kebebasan untuk menyuarakan aspirasi politik mereka sesuai dengan keyakinan individu masing-masing.

Salah satu contoh alumni GMNI adalah Ganjar Pranowo, yang aktif dalam organisasi ini selama menempuh studi di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM).

Baca juga: Anwar Usman Bantah Lobi-Melobi dalam Putusan Kontroversial Perkara Batas Usia Capres-Cawapres

Awalnya, HMI bermula dari Persyerikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY) pada tahun 1946.

PMY terdiri dari tiga perguruan tinggi di Yogyakarta yaitu Sekolah Tinggi Teknik (STT), Sekolah Tinggi Islam (STI), dan Balai Perguruan Tinggi Gajah Mada, yang saat itu hanya memiliki Fakultas Hukum dan Fakultas Sastra.

Pada masa itu, situasi politik di Yogyakarta sangat dipengaruhi oleh polarisasi antara Partai Sosialis yang dipimpin oleh Syahrir-Amir dan kelompok oposisi yang dipimpin oleh Masyumi dengan Soekiman-Wali Al-Fatah, PNI dengan pimpinan Ki Sarmidi Mangunsarkoro-Suyono Hadinoto, serta Persatuan Perjuangan dengan pimpinan Tan Malaka.

Baca juga: Bandingkan Kata Kunci yang Muncul dalam Visi Misi Capres dan Cawapres, Pakar Sebut AMIN Tekankan pada Pesan Keadilan serta Kemakmuran

Polarisasi ini juga memengaruhi PMY, dengan sebagian besar pengurusnya memiliki afiliasi ke Partai Sosialis.

Namun, banyak mahasiswa yang menolak polarisasi tersebut dan memutuskan untuk membentuk organisasi baru, termasuk mahasiswa yang memegang teguh nilai-nilai Islam.

HMI didirikan oleh H. Lafran Pane, seorang mahasiswa Fakultas Hukum Sekolah Tinggi Islam (sekarang menjadi Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia atau FH-UII).

Baca juga: Hakim Konstitusi Arief Hidayat Tak Yakin Perkara Batas Usia Capres-Cawapres Akan Disidangkan Ulang

Organisasi ini terus berkembang hingga saat ini dan memiliki banyak Badan Koordinasi, cabang, dan komisariat.

HMI telah melahirkan banyak tokoh politik di Indonesia, termasuk Anies Baswedan, yang aktif dalam HMI MPO (Majelis Penyelamat Organisasi) ketika ia masih menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. (*/Riski Endah Setyawati)

Editor: Muhammad Azmi Mursalim

Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di: Google News

...

Artikel Terkait

wave

Akui Terus Berkomunikasi, Gerindra Sebut Khofifah Sangat Mungkin Sekali untuk Gabung TPN Prabowo dan Gibran

Partai Gerindra mengatakan sangat mungkin bagi Khofifah Indar Parawansa untuk bergabung dengan TPN Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka.

Inilah Potret Calon Presiden yang Didukung oleh 3 Tokoh Terkemuka, Mampukah Membawa Indonesia ke Puncak Kemajuan

Berikut merupakan ungkupan dari tiga tokoh terkemuka yang telah mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden di Pilpres 2024.

Mengungkap Jejak Anies Baswedan: KKN di Desa Kracak Banyumas yang Menginspirasi Karir Besarnya

Berikut merupakan kisah dari capres pada Pilpres 2024 yaitu Anies Baswedan ketika sedang melakukan KKN di desa Kracak.

Memiliki Perjalanan yang Cukup Mengesankan, Ini Dia Jejak Karier Susilo Bambang Yudhoyono dalam Militer

Perjalanan karier militer cemerlang Susilo Bambang Yudhoyono yang mencerminkan dedikasi dan kemampuannya yang luar biasa.

Anies Baswedan dan Cak Imin Dinilai Paling Siap dalam Hal Visi Misi, Pakar Sebut Hal Itu Tercermin dari Jumlah Halaman Dokumen

Pakar menyebutkan Anies Baswedan dan Cak Imin dinilai paling siap dalam visi dan misi karena terlihat dari jumlah halaman dokumen.

Berita Terkini

wave

Mengisahkan Teror Menakutkan Akibat Dosa di Masa Lalu, Inilah Sinopsis Film Horor Rest Area

Film horor Rest Area akan segera tiba, menceritakan kisah menakutkan tentang konsekuensi dari dosa yang dilakukan di masa lalu

Terjebak dalam Dimensi Lain ketika Mendaki Gunung, Inilah Sinopsis dari Film Horor Dusun Mayit

Indonesia akan kedatangan film horor Dusun Mayit, yang menceritakan kisah mencekam di kawasan angker Gunung Welirang

TNI AL dan BI Resmi Lepas Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 di Sulawesi Tengah

Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025 memastikan distribusi rupiah layak edar di wilayah 3T, wujud sinergi TNI AL dan BI.

Ribuan Ojol Gelar Aksi di DPR, 6.118 Personel Gabungan Dikerahkan Amankan Unjuk Rasa

Aksi ribuan pengemudi ojol di DPR/MPR dikawal 6.118 personel. Massa sampaikan tujuh tuntutan, termasuk revisi RUU.

Pemohon Minta MK Hapus Kolom Agama dari KTP dan KK

Pemohon minta hapus data agama di KTP dan KK karena risiko diskriminasi dan pelanggaran hak asasi warga.


See All
; ;