Kupas tuntas, gemasulawesi – Ketika kita menyebut nama James Bond, biasanya yang terlintas dalam pikiran adalah gambar seorang mata-mata elegan yang selalu siap menghadapi tantangan dalam misi penyelamatan dunia.
Namun, tahun 1989 membawa kita pada sisi yang berbeda dari agen rahasia terkenal ini.
Dalam License to Kill, James Bond diperankan oleh Timothy Dalton memasuki dunia gelap perang narkoba yang penuh dendam pribadi.
Film License to Kill ini menceritakan kisah yang penuh adrenalin ketika James Bond memutuskan untuk keluar dari tugasnya sebagai agen MI6 untuk membalas dendam atas kematian temannya yang baru saja menikah.
Dalam pencariannya yang mematikan, dia harus menghadapi Franz Sanchez, seorang pemimpin bandar narkoba yang kejam dan berpengaruh.
Ini bukan lagi tentang melindungi negara atau mengamankan keadilan, tetapi tentang keinginan keras untuk memenuhi janji kepada seorang sahabat yang telah tewas.
Salah satu aspek yang membuat film License to Kill berbeda dari film James Bond sebelumnya adalah intensitasnya yang jarang terlihat dalam franchise ini.
Tidak ada lelucon yang biasa kita temui, ini adalah perjalanan yang penuh tekanan dan serius.
Timothy Dalton membawa karakter James Bond ke dalam suasana yang lebih gelap dan kasar, menggambarkan sisi yang jarang terlihat dari mata-mata super ini.
Dalam film ini License to Kill,kita juga diperkenalkan pada dua Bond Girl yang berbeda.
Pertama, ada Lupe diperankan oleh Talisa Soto seorang wanita yang terjebak dalam lingkaran kejahatan Sanchez, namun menemukan perlindungan dan harapan dalam pelukan James Bond.
Kemudian, ada Pam Bouvier yang diperankan oleh Carey Lowell, seorang agen Amerika yang kuat dan menyamar sebagai sekretaris eksekutif James Bond.
Kehadiran mereka memberikan nuansa emosi yang lebih dalam pada karakter James Bond.
Yang membuat film License to Kill lebih menarik adalah bahwa musuh utama di sini bukanlah seorang jenius kejahatan atau penguasa dunia gila, melainkan seorang gembong narkotika.
Misi James Bond adalah bersifat pribadi, dan bahkan pemerintah Inggris berusaha menangkapnya atas tindakan indisiplinernya yang tidak lazim.
Dalam film License to Kill ini, aksi melibatkan penerjunan pesawat, perburuan melalui gurun, dan pertarungan mendebarkan.
John Glen sebagai sutradara berhasil menghadirkan aksi yang mendebarkan, yang menjadikan film License to Kill sebagai salah satu film James Bond yang penuh aksi.
Film License to Kill adalah film James Bond yang berbeda dan mengasyikkan. Ini adalah kisah tentang dendam pribadi, pengorbanan dan keteguhan.
Dalam film License to Kill ini, kita melihat sisi manusia dari karakter James Bond yang tidak hanya seorang mata-mata yang dingin, tetapi juga seorang teman yang setia dan seorang pembalas dendam yang berani.
Timothy Dalton membuktikan bahwa James Bond bisa menjadi lebih dari sekadar pahlawan yang selalu tersenyum dan film License to Kill ini adalah perjalanan yang tak terlupakan ke dalam kegelapan dunia mata-mata. (*/CAM)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di: Google News