Perlindungan Kesehatan untuk Pekerja Industri Digital di Cirebon, Jawa Barat

Menelusuri tentang Perlindungan Kesehatan untuk Para Pekerja Industri Digital di Cirebon Source: (Foto/ANTARA/Fathnur Rohman)

Kesehatan, gemasulawesi – Salah satu pekerja industri digital, Mahabatis, tidak perlu untuk absen ke kantor ataupun mengantre gajian setiap akhir bulan.

Hidup Mahabtais digerakkan melalui laptop, sinyal internet, serta ide-ide yang diolah menjadi produk kreatif.

Sejak akhir tahun 2024 lalu, dia telah menekuni di bidang tersebut. Selain itu, dia juga mencoba untuk merakit pemasukan dari sektor kreatif di Cirebon, Provinsi Jawa Barat.

Hari-harinya sejak itu diisi dengan menjual aset digital, mengajar sebagai trainer lepas dan menjadi afiliasi toko daring.

Baca Juga:
Awas! Begini Tips Memilih Anggur Muscat yang Aman dan Berkulitas, Bebas dari Residu Pestisida Berbahaya

Semua pekerjaan itu dilakukannya demi memastikan ada cuan yang masuk ke kantongnya.

Dia mengatakan pendapatannya dari pekerjaan freelance ini sebenarnya cukup tetapi belum dapat memenuhi semua kebutuhan.

Menurutnya, tetap harus ada pekerjaan utama.

“Penghasilan yang saya dapatkan hanya berkisar 200 hingga 300 ribu rupiah,” ujarnya.

Baca Juga:
Mengenal Anggur Shine Muscat, Buah Premium yang Kini Viral Setelah Thailand Menemukan Adanya Zat Berbahaya

Dia mengungkapkan penghasilan itu didapatkannya dari menjual aset digital seperti ilustrasi atau worksheet.

Dia mengakui jumlah tersebut belum banyak tetapi cukup untuk menutupi kebutuhan yang mendesak.

Dikutip dari Antara, di Cirebon, dia melihat bahwa industri digital kreatif berkembang cukup pesat.

Banyak teman-temannya yang bekerja di media agensi ataupun menjadi konten kreator.

Baca Juga:
Mengenal Apa Itu Panic Attack, Gejala yang Diduga Dialami Peserta CPNS 2024 di Lombok

Meski persaingannya sangat ketat tetapi pasarnya ada. Dia menyatakan tantangan itu membuat penghasilan mereka naik-turun sehingga kondisi ini menjadi para pekerja digital rentan.

Hal itu terlebih saat dia lelah bekerja dan berujung sakit. Namun, dia merasa sedikit lebih tenang sebab terdaftar sebagai peserta JKN atau Jaminan Kesehatan Nasional lewat program PBI atau Penerima Bantuan Iuran.

Iurannya ditanggung oleh pemerintah sehingga dia dan keluarganya dapat memanfaatkan layanan kesehatan tanpa mengkhawatirkan biaya.

Dia mengungkapkan kepesertaan JKN membuatnya lebih tenang meski tidak  mempunyai gaji yang tetap.

Baca Juga:
Mengenal Kanker Ovarium, Penyakit yang Jarang Menyerang Anak Tapi Kini Dialami Bayi 19 Bulan di Malaysia

Dia mengetahui apabila sewaktu-waktu sakit, BPJS Kesehatan dapat menanggung biaya pengobatan.

Oleh Fathur Rohman (Antara)

Bagikan: