Internasional, gemasulawesi – Kue Maamoul menjadi camilan yang sangat populer di Palestina dan banyak negara Timur Tengah pada umumnya selama perayaan Lebaran atau Idul Fitri.
Menginjak pekan terakhir Ramadhan, aroma yang menggoda berasal dari rumah-rumah di Jalur Gaza mulai tercium.
Betapa tidak, kue maamoul dan aneka jajanan lezat lainnya sudah mulai dipanggang dan mengeluarkan asap yang mengepul, siap memanjakan lidah para penikmatnya.
Baca Juga : Sangat Mudah! Inilah Resep Kue Lidah Kucing Anti Gagal
Maamoul adalah salah satu jenis kue khas Palestina yang sangat populer di seluruh wilayah Timur Tengah.
Umumnya dibuat dengan bahan-bahan yang sederhana seperti tepung terigu, mentega, gula, dan kacang-kacangan.
Meskipun sederhana, tetapi rasa dan aroma yang dihasilkan sangat khas dan enak.
Baca Juga : Rahasia Kelezatan Kue Kering Putri Salju yang Menyimpan Kenangan Manis di Hari Raya Idul Fitri
Maamoul biasanya memiliki bentuk yang bervariasi, seperti bundar, oval, atau kotak.
Kue tradisional Timur Tengah ini umumnya terbuat dari adonan semolina atau tepung gandum yang diisi dengan kacang-kacangan seperti kenari, pistachio, atau almond, serta kadang-kadang diisi dengan kurma yang telah diolah menjadi pasta.
Setelah diisi, kue kemudian dicetak dengan cetakan khusus yang menghasilkan desain yang indah pada permukaannya.
Baca Juga : Wajib Tau! Terbukti Melalui Penelitian, Anggur Merah Bermanfaat bagi Orang yang Mengidap Kolesterol Tinggi
Proses pembuatan maamoul memerlukan keterampilan dan kesabaran yang tinggi karena setiap cetakan kue harus diisi dengan adonan dan isian kacang secara teliti untuk mendapatkan hasil yang sempurna.
Setelah diisi, kue kemudian dipanggang hingga matang dan memiliki rasa yang khas, yaitu manis dan meleleh di dalam mulut.
Maamoul tidak hanya populer di Palestina, tetapi juga di seluruh dunia.
Kue ini sering ditemukan di toko-toko makanan Timur Tengah atau di restoran-restoran yang menyajikan masakan Timur Tengah.
Kue ini juga sering disajikan pada acara-acara khusus, seperti perayaan Idul Fitri dan Natal di negara-negara Arab.
Meskipun memerlukan keterampilan yang tinggi dalam pembuatannya, maamoul adalah kue yang sangat lezat dan dapat dinikmati oleh siapa saja yang menyukai rasa manis dan kacang-kacangan.
Salwa Kabariti, seorang wanita berusia 57 tahun, awalnya hanya membuat maamoul untuk keluarganya sendiri.
Namun, setelah melalui masa-masa sulit, Kabariti memutuskan untuk memproduksi kue tersebut dalam jumlah yang lebih besar dan menjualnya kepada tetangga, teman, dan bahkan beberapa toko.
“Kondisi ekonomi yang sulit mendorong saya untuk mencari sumber penghasilan tambahan. Ternyata, karya saya dalam membuat maamoul sangat diminati,” sebutnya.
Bagi Kabariti, Idul Fitri tanpa maamoul terasa kurang lengkap.
Dia sangat menyukai kue tersebut dan berencana untuk terus membuatnya setiap Ramadhan selama masih memiliki kemampuan untuk melakukannya.
Seperti pepatah mengatakan, “ada kemauan, pasti ada jalan.”
Kabariti membuktikan bahwa meskipun dalam kondisi sulit, kita masih bisa mencari solusi untuk keluar dari krisis dan mendapatkan penghasilan dengan melakukan hal yang kita suka. (*/YN)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News