Ekonomi, gemasulawesi – Pada saat ini harga emas dunia telah mengalami keanjlokan sebesar lebih dari 2 persen.
Hal ini terjadi pada akhir sebuah perdagangan pada Selasa, 21 Maret 2023.
Dengan adanya hal ini menjadi pertanda adanya sebuah penurunan terdalam kurun waktu enam minggu.
Dan penyebab dari pelemahan harga emas ini adalah karena adanya imbas dari aksi ambil untung dan juga investor yang menunggu kebijakan dari suku bunga The Fed.
Baca juga: Terlibat Penipuan, WNA Nigeria Terancam Masuk Bui
Telah diketahui bahwa pada saat ini harga emas berjangka seperti Comex New York Exchange telah mengalami penurunan sebesar 2,1 persen menuju ke level 1.941,10 dollar AS per ons.
Hal sama juga terjadi di harga emas di berbagai pasar spot yang juga mengalami penurunan sebesar 2,1 persen menuju ke level 1.938,19 dollar AS per ons.
Hal ini berbeda dengan sesi perdagangan pada Senin, 20 Maret 2023 dimana harga emas masih sempat naik menuju ke level tertinggi sejak tanggal 10 Maret 2022 yaitu berada pada posisi 2.014,90 dollar AS per ons.
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa ada sedikit selisih dari rekor yang telah dibuat selama awal dari masa pandemi Covid-19.
Baca juga: Akibat Lonjakan Covid 19, Rupiah Anjlok ke Rp 14.390
Namun ternyata level tersebut tidak bisa bertahan lama hal ini mengakibatkan penutupan suatu perdagangan.
Bahkan harga bullion menurun hingga menuju angka 0,47 persen di pasar spot dan menjadi level 1.978,66 dollar AS per ons.
Mantan Direktur U.S. Mint. Bank sentral Amerika Serikat akan segera mengumumkan tentang adanya kebijakan dari suku bunganya setelah dilakukannya pertemuan pada Selasa sampai Rabu.
Pada saat ini pasar telah memperkirakan bahwa suku bunga The Fed akan segera naik 25 basis poin. (*/Riski Endah Setyawati)
Editor: Muhammad Azmi Mursalim
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di: Google News