Brazil, Australia dan Inggris Terdepan, Wapres Ungkap Menginginkan Indonesia Menjadi Produsen Halal Terbesar di Dunia

Ket. Foto: Wakil Presiden Menyatakan Menginginkan Indonesia Menjadi Produsen Halal Paling Besar di Dunia Source: (Foto/ANTARA/Benardy Ferdiansyah)

Ekonomi, gemasulawesi – Wakil Presiden, Ma’ruf Amin, menerangkan jika di dunia internasional, justru negara-negara dengan penduduk mayoritas non muslim telah mendapatkan keuntungan dan juga peluang dari pesatnya perkembangan ekonomi dan keuangan syariah.

Dalam keterangannya hari ini, 6 Juni 2024, Wakil Presiden menyatakan jika Brazil, Australia dan Inggris berada di paling depan dalam ekspor produk makanan halal.

Ma’ruf Amin mengatakan jika dia menginginkan Indonesia ke depannya menjadi produsen halal terbesar di dunia dan bukan hanya menjadi konsumen halal terbesar di dunia.

Baca Juga:
Mulai Berlaku 3 Mei, Bapanas Sebut Relaksasi Harga Acuan Pembelian Gula di Tingkat Produsen Berlanjut hingga Akhir Oktober

Menurutnya, bahkan, yang paling besar untuk makanan halal ditempati oleh Brazil padahal sebagian besar penduduknya merupakan non muslim.

Dikutip dari Antara, dia menambahkan jika Korea Selatan dan Jepang juga konsisten dalam mengembangkan pariwisata ramah muslim.

Wapres mengakui dia pernah berkunjung ke Korea Selatan.

Baca Juga:
Untuk Menjaga Inflasi, Mendagri Instruksikan Kepala Daerah Mengikuti Pertemuan Virtual yang Digelar Kementerian Dalam Negeri Setiap Pekan

“Disana, mereka membangun kosmetik dan semuanya juga mendapatkan sertifikat halal dikarenakan ingin menguaasai pasar kosmetik dunia,” katanya.

Dia menekankan Indonesia jangan hanya memakainya saja, namun, juga melakukan produksi agar negara memperoleh keuntungan dari urusan halal tersebut.

Dalam keterangannya hari ini, 6 Juni 2024, dia juga menegaskan ekonomi dan keuangan syariah bukan hanya gagasan yang digaungkan untuk kepentingan umat Islam semata.

Baca Juga:
Atas Langkah Perluasan Pemberian Izin Tambang ke Ormas, PBNU Sampaikan Terima Kasih kepada Presiden Jokowi

Namun, menurutnya, telah menjadi praktik yang diterima luas oleh semua kelompok masyarakat dikarenakan sifat dan hakikatnya yang bukan hanya untuk umat Islam.

“Tetapi, juga memiliki sifat inklusif dan juga mendepankan keadilan,” ujarnya.

Hal tersebut disampaikannya saat memberikan sambutan di acara pengukuhan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah atau KDEKS Papua Barat Daya yang bertempat di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, pada hari ini, 6 Juni 2024.

Baca Juga:
Berkaitan dengan Pemberian Hak kepada Ormas untuk Mengelola Pertambangan, Menteri LHK Tegaskan Telah Sesuai dengan Ketentuan UUD

“Dan itu sebabnya, ekonomi dan keuangan syariah juga berkembang di negara-negara yang penduduknya mayoritas non-Muslim seperti di Inggris,” ucapnya.

Dia menambahkan bahkan untuk pendidikan keuangan syariah, Inggris juga adalah pusat pendidikan keuangan syariah.

“Di Inggris, banyak dari anak-anak Indonesia yang juga mengambil S-3 di Inggris dan sekarang juga banyak yang bekerja di Bank Indonesia dan juga Kementerian Keuangan,” paparnya. (*/Mey)

Bagikan: