Viral! Peternak Sapi Perah di Pasuruan Terpaksa Buang Ratusan Ribu Liter Susu, Ini Alasannya

Peternak Pasuruan buang 500 ribu liter susu karena pabrik lebih memilih susu impor, kuota lokal dibatasi. Source: Foto/Tangkap layar Instagram @fakta.indo

Pasuruan, gamasulawesi - Peternak sapi perah di Pasuruan, Jawa Timur, menghadapi situasi sulit sejak akhir September 2024. 

Para peternak, yang setiap harinya memasok susu segar ke pabrik-pabrik pengolah, terpaksa membuang hingga ratusan ribu liter susu akibat kebijakan pembatasan kuota yang diterapkan oleh pabrik. 

Kebijakan ini diduga berkaitan dengan preferensi pabrik terhadap susu impor, yang dianggap lebih menguntungkan secara ekonomis bagi pabrik ketimbang susu lokal. 

Bayu Aji Handayanto, seorang peternak sekaligus pengepul susu di Pasuruan, mengungkapkan bahwa sejak dimulainya pembatasan ini, total susu yang terbuang mencapai 500 ribu liter. 

Baca Juga:
Ditreskrimsus Polda Metro Jaya Ungkap Modus Besar Penyalahgunaan BBM dan LPG Bersubsidi, 8 Tersangka Diamankan

"Sejak akhir September hingga kini, sudah ada 500 ribu liter yang terpaksa kami buang," ungkapnya, dikutip pada Sabtu, 9 November 2024.

Bayu mengaku telah mencoba mengolah sebagian susu yang tak terserap, tetapi keterbatasan kapasitas membuatnya tidak mungkin mengolah semuanya. 

Pada awalnya, pihak pabrik meminta pengurangan kuota dengan alasan adanya perbaikan mesin. 

Namun, pembatasan tersebut tetap berlanjut, dengan alasan lain berupa turunnya daya beli masyarakat. 

Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Dilaporkan Menyerbu Desa Marda di Tepi Barat yang Diduduki

Bayu menilai alasan tersebut tidak cukup memadai, mengingat kebutuhan susu dalam negeri sebenarnya jauh lebih besar dibandingkan pasokan lokal yang hanya mampu memenuhi sekitar 20% kebutuhan nasional. 

"Jika alasan mereka daya beli menurun, itu terasa kurang masuk akal. Pasar masih membutuhkan produk susu lokal,” jelas Bayu, yang merasa langkah pabrik lebih dipengaruhi oleh kecenderungan untuk memilih susu impor.

Penelusuran yang dilakukan Bayu pun menguatkan dugaan bahwa pabrik lebih mengutamakan susu impor. 

Kondisi ini membuat para peternak lokal semakin dirugikan, sebab biaya produksi tetap tinggi sementara produk mereka tidak terserap. 

Baca Juga:
Penjajah Israel Loloskan Undang-Undang yang Izinkan Penahanan Anak-Anak Palestina di Bawah Usia 14 Tahun

Di sisi lain, ketergantungan pada impor justru semakin mempersempit peluang peternak lokal untuk berkembang. 

“Kami berharap susu dalam negeri seharusnya diprioritaskan,” tambah Bayu. 

Situasi ini tidak hanya menimbulkan kerugian finansial bagi para peternak, tetapi juga memengaruhi stabilitas ekonomi lokal. 

Susu segar yang terbuang merupakan sumber pendapatan utama bagi banyak keluarga peternak, dan pembatasan ini mengakibatkan banyak dari mereka kesulitan menutupi biaya operasional sehari-hari. 

Baca Juga:
Tentara Penjajah Israel Memanggil Ratusan Guru Sekolah untuk Berperang di Gaza dan Lebanon

Selain itu, dampak lingkungan dari pembuangan susu dalam jumlah besar juga menjadi perhatian, karena susu yang dibuang memerlukan penanganan khusus agar tidak mencemari lingkungan.

Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi pemerintah dan pemangku kepentingan industri agar lebih peduli pada keberlanjutan produk dalam negeri. 

Dukungan kebijakan yang berpihak pada peternak lokal, seperti pembatasan kuota impor dan peningkatan kapasitas distribusi susu segar lokal, akan sangat membantu para peternak untuk bersaing di pasar dalam negeri. 

Kebijakan ini tidak hanya akan mendorong ketahanan pangan dalam negeri tetapi juga memastikan bahwa kebutuhan susu segar lokal dapat diserap dengan optimal oleh pasar nasional.

Baca Juga:
Tim Hukum BERAMAL Minta Gakkumdu Selidiki Insiden yang Terjadi dalam Debat Kedua Pilgub Sulteng

Di media sosial, sebuah video yang memperlihatkan para peternak membuang ratusan ribu liter susu sapi viral dan menuai beragam komentar dari warganet. 

Banyak yang merasa prihatin atas situasi yang dihadapi peternak lokal, yang terpaksa membuang hasil produksi mereka karena pabrik-pabrik pengolah lebih memilih pasokan impor. 

Komentar netizen pun beragam, dari yang mengungkapkan empati terhadap nasib peternak hingga menyuarakan kritik terhadap kebijakan industri susu dalam negeri.

Jika kondisi ini terus berlanjut tanpa adanya solusi, banyak peternak terancam mengalami kerugian besar yang dapat berdampak pada keberlangsungan usaha mereka. 

Baca Juga:
Markas Judi Online Terbongkar di Cengkareng, Polres Jakbar Tangkap 8 Pelaku dan Temukan Banyak Barang Bukti Ini

Kebijakan yang jelas dan terarah diperlukan agar peternak lokal bisa bertahan di tengah gempuran produk impor, dan subsidi yang diberikan oleh pemerintah juga seharusnya difokuskan pada sektor peternakan agar bisa menciptakan keseimbangan antara pasokan lokal dan impor. 

Diharapkan, langkah konkret segera dilakukan untuk menjamin bahwa produk susu segar dari peternak lokal dapat diutamakan di pasar Indonesia. (*/Shofia)

Bagikan: