BPBD Sulteng Sebut 9 Desa di Kabupaten Banggai Kepulauan Alami Krisis Air Bersih

Ket. Foto: Sebanyak 9 Desa di Banggai Kepulauan Mengalami Krisis Air Bersih Source: (Foto/ANTARA/HO-BPBD Sulteng)

Banggai Kepulauan, gemasulawesi – BPBD atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Provinsi Sulawesi Tengah menyampaikan 9 desa di Kabupaten Banggai Kepulauan mengalami krisis air bersih.

Dalam keterangannya di Palu pada hari Jumat, tanggal 8 November 2024, Kepala Bidang atau Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sulawesi Tengah, Andi Sembiring, mengatakan intensitas curah hujan yang rendah hingga sedang di Banggai Kepulauan menyebabkan beberapa desa mengalami krisis air bersih.

Andi Sembiring mengungkapkan warga kesulitan untuk memperoleh air untuk minum, memasak maupun untuk kebutuhan sanitasi, khusunya untuk warga yang tinggal di daerah pegunungan, hanya mengandalkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Baca Juga:
Pemerintah Kabupaten Sigi Sulteng Dilaporkan Luncurkan Aplikasi Satoe Jiwa

“Krisis air bersih di Kabupaten Banggai Kepulauan sejak terjadi 2 bulan terakhir akibat curah hujan rendah yang menyebabkan sumber mata air berkurang sehingga masyarakat mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air bersih,” ujarnya.

Dia menyatakan 9 desa yang terdampak tersebut adalah Desa Sosom, Alul, dan Toolon di Kecamatan Bulagi dan Desa Momotan, Palabatu Satu, Pipilogot Paipasu, Mangais, Buluni, dan Unu di Kecamatan Bulugi Selatan.

Dikutip dari Antara, berdasarkan data sementara BPBD Sulawesi Tengah sebanyak 2.662 jiwa atau 1.144 KK terkena dampak krisis ari bersih.

Baca Juga:
Viral Warga Tangerang Terekam Menjarah Pintu Mobil yang Diduga Hasil dari Aksi Perusakan Truk di Teluknaga

60 KK di Desa Palabatu Satu, 24 KK di Desa Mangais, 67 KK di Desa Unu, 260 KK di Desa Buluni, 242 KK di Desa Alul, 213 KK di Desa Sosom, 120 KK di Desa Toolon, 84 KK di Desa Momotan, dan 74 KK di Desa Pipilogot Paipasu.

Dia menyebutkan TRC atau Tim Reaksi Cepat BPBD Sulawesi Tengah dan juga kabupaten setempat terus mengupayakan pasokan air berkala ke desa-desa yang terdampak itu dengan memanfaatkan sumber air yang paling dekat dari lokasi terdampak.

Sementara itu, tambahan mobil tangki pengangkut air bersih dilaporkan menjadi kebutuhan saat ini. (Antara)

Bagikan: