Belasan Warga Sukabumi Diduga Jadi Korban Perdagangan Orang di Myanmar, Minta Bantuan Presiden agar Segera Dipulangkan

Ramai video para korban meminta pertolongan yang diduga disekap di Myanmar. Source: Foto/Tangkap Layar/PMJ News

Sukabumi, gemasulawesi - Belasan warga asal Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dan disekap di wilayah konflik Myanmar.

Peristiwa ini terungkap setelah video para korban yang meminta pertolongan tersebar luas di media sosial. 

Dalam video tersebut, mereka memohon kepada Presiden Joko Widodo dan presiden terpilih Prabowo Subianto agar segera dipulangkan.

Para korban terlihat duduk berkelompok di sebuah ruangan dan tampak putus asa sambil sesekali menundukkan kepala. 

Baca Juga:
Terungkap! Polisi Beberkan Motif Pegawai Minimarket di Jakarta Pusat Tusuk Rekan Kerjanya hingga Tewas, Ternyata Gegara Masalah Ini

Berdasarkan keterangan salah satu keluarga korban, Dania, awalnya mereka diajak bekerja di Thailand, namun secara tiba-tiba dipindahkan ke Myanmar tanpa penjelasan yang jelas. 

"Kalau pertama diajaknya itu ke Thailand, tetapi lama-kelamaan di sana dipindah ke Myanmar. Awalnya kerjanya di pabrik, tetapi ke sananya enggak jelas informasinya kerjanya di mana," jelas Dania, dikutip pada Kamis, 12 September 2024.

Keluarga korban kini diliputi kecemasan setelah mendengar kabar penyekapan tersebut. 

Mereka berharap Pemerintah Indonesia dapat segera mengambil langkah untuk memulangkan para korban. 

Baca Juga:
Tragis! Bocah 3 Tahun Terlindas Minibus dalam Insiden Tabrak Lari di di Tangerang Selatan, Polisi Buru Pelaku yang Kabur

"Iya berharap pengen cepat dipulangkan saja, kasihan, mudah-mudahan pemerintah juga bisa membantu kepulangan paman saya," ungkap Dania dengan harapan besar.

Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) DPC Sukabumi, Jejen Nurjanah, mengungkapkan bahwa total korban yang terdata sejauh ini mencapai 11 orang warga Kabupaten Sukabumi.

Para korban berangkat ke Thailand dengan menggunakan visa kunjungan, namun sesampainya di sana, mereka justru dipindahkan ke Myanmar dan dijadikan korban perdagangan manusia. 

"Jelas ini TPPO karena dia diberangkatkan dengan iming-iming gaji yang besar, kerjanya di Thailand. Kerjanya jadi admin salah satu perusahaan," ujar Jejen menegaskan.

Baca Juga:
Serbu Sebuah Toko Penukaran Uang di Hebron Tepi Barat, Pasukan Penjajah Israel Menyita Hampir 1 Juta Shekel dalam Bentuk Tunai

Kejadian ini telah menjadi perhatian serius, baik dari keluarga korban maupun organisasi buruh migran. 

Mereka berharap pemerintah bertindak cepat untuk menyelamatkan para korban yang diduga disekap di wilayah konflik. 

Sejauh ini, belum ada keterangan resmi dari pihak pemerintah mengenai upaya diplomatik atau bantuan yang sedang disiapkan untuk menangani kasus ini. 

Namun, keluarga korban sangat berharap agar Presiden Joko Widodo segera merespon permohonan mereka dan mengambil langkah konkret untuk memulangkan warga yang terjebak di Myanmar.

Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Bom Sekolah yang Dijadikan Tempat Perlindungan di Gaza, Sedikitnya 18 Orang Tewas termasuk 6 Staf UNRWA

Kasus ini kembali menyoroti maraknya perdagangan manusia, khususnya buruh migran yang sering menjadi korban penipuan dan eksploitasi. 

Para korban kerap kali diiming-imingi pekerjaan dengan gaji besar, namun akhirnya dipaksa bekerja dalam kondisi yang sangat jauh dari harapan. (*/Shofia)

Bagikan: