Berita Sulawesi Tengah, gemasulawesi – Sebanyak 1.442 kali kejadian gempa di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) sepanjang tahun 2022, berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Ia menjelaskan frekuensi gempa tektonik yang paling sering terjadi pada tahun 2022 terjadi pada bulan April sebanyak 167 kali, kemudian pada bulan Juni sebanyak 146 kali dan pada bulan Juli sebanyak 158 kali di Sulteng.
Dari 1.442 guncangan, 35 di antaranya merupakan gempa bumi yang signifikan atau dirasakan oleh orang-orang di kedalaman yang dangkal.
“Kejadian seperti ini tidak bisa diprediksi dan guncangan karena aktifnya sesar lokal,” kata Hendrik.
Baca: BMKG Sebut Waspada Gelombang 6 Meter di Selat Makassar
Ia menjelaskan, 24 alat pendeteksi gempa khusus dipasang di Sulteng untuk memudahkan BMKG memantau aktivitas seismik, termasuk alat pendeteksi tsunami.
Menurut analisis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahwa Kota Palu merupakan salah satu daerah rawan gempa di Sulawesi Tengah, mengacu pada peristiwa 28 September 2018 di Kota Palu, Kabupaten Sigi, Donggala dan sebagian Parigi Moutong diguncang gempa bermagnitudo 7,4 disertai tsunami dan likuifaksi.
Oleh karena itu, sebagai daerah yang rawan terhadap ancaman gempa bumi dan aktivitas seismik lainnya, BMKG mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk memperkuat kewaspadaan dan mitigasi terkait bencana.
Baca: BMKG Ingatkan Warga Waspadai Gelombang Tinggi dan Banjir Pesisir
“Masyarakat di daerah tersebut sudah lama terbiasa dengan situasi seperti ini, aktivitas seismik tidak mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat setempat,” kata Hendrik.
Ia menambahkan, gempa Sulteng masih didominasi oleh gempa dangkal yang dipicu oleh pergerakan sesar lokal yang sewaktu-waktu bisa aktif.
“Berdasarkan catatan kami, frekuensi gempa berdasarkan kedalaman, ada lebih dari 1.000 gempa dangkal dengan kedalaman 60 kilometer,” pungkas Hendrik. (Ikh/Dn)
Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di : Google News