Tangerang, gemasulawesi - Kemarahan warga Teluknaga, Kabupaten Tangerang, memuncak usai insiden kecelakaan tragis yang melibatkan truk tanah dan seorang ibu bersama anaknya terjadi.
Kejadian tersebut tidak hanya menelan korban, tetapi juga memicu aksi anarkis dari warga yang merusak dan menjarah truk-truk tanah yang terparkir di sekitar lokasi kejadian.
Kejadian ini mengguncang kawasan tersebut, menciptakan ketegangan yang harus segera ditangani oleh aparat kepolisian.
Truk tanah yang terlibat dalam kecelakaan tersebut dikemudikan oleh DWA (21), seorang sopir yang melaju dari arah Kosambi menuju Teluknaga.
Kecelakaan terjadi saat sepeda motor B 6553 WFK, yang dikendarai oleh SD (20) bersama anaknya ANP (9), berusaha mendahului truk dari sisi kiri jalan.
Akibat terbatasnya ruang pandang, kendaraan motor kehilangan keseimbangan dan terjatuh, menyebabkan anak tersebut terjatuh ke arah kanan dan terperosok ke kolong truk.
Malang bagi ANP, kaki kirinya terlindas ban depan truk tanah tersebut, hingga mengakibatkan luka parah.
Usai insiden tersebut, warga yang melihat langsung kejadian tersebut meledak dalam kemarahan.
Mereka langsung melampiaskan kekesalan dengan merusak truk-truk tanah lain yang terparkir di jalan raya, bahkan menjarah suku cadang truk.
Truk-truk yang sedang berhenti untuk sementara, menjadi sasaran amukan massa yang semakin tak terkendali.
Keadaan semakin memanas saat warga melemparkan batu dan kayu ke arah petugas kepolisian yang berusaha mengamankan situasi.
Kombes Pol Zain Dwi Nugroho, Kapolres Metro Tangerang Kota, dalam keterangannya menyampaikan bahwa pihaknya telah mengamankan sopir truk yang terlibat dalam kecelakaan.
"Sopir truk yang menjadi penyebab kecelakaan ini sudah kami amankan dan sedang menjalani pemeriksaan lebih lanjut," ungkap Zain pada Jumat, 8 November 2024.
Pihak kepolisian juga berusaha meredakan ketegangan dengan meminta warga untuk bersabar dan menyerahkan penanganan kasus ini kepada aparat hukum.
Di sisi lain, insiden ini memicu perdebatan di media sosial. Banyak netizen yang mengkritik keberadaan truk tanah yang beroperasi pada siang hari.
Padahal, menurut peraturan yang ada, truk tanah di kawasan Tangerang seharusnya hanya beroperasi pada malam hari, untuk menghindari kemacetan dan kecelakaan.
Baca Juga:
Kebakaran Hebat di Tanjung Priok Jakarta Utara Menewaskan Empat Orang, Ini Data Korban Terbaru
"Si truk melanggar aturan karena mengoperasikan truk bermuatan tanah yang harusnya dioperasikan malam hari," komentar akun @thu***.
Beberapa pihak menduga bahwa jika truk tersebut beroperasi sesuai dengan jam yang ditentukan, kejadian serupa mungkin bisa dihindari.
Masyarakat yang sudah kesal dengan banyaknya kecelakaan akibat truk tanah pun semakin geram.
Namun, aparat kepolisian terus mengimbau agar warga menahan diri dan tidak melakukan tindakan anarkis, karena hanya akan memperburuk situasi dan merugikan pihak lain.
Baca Juga:
Pemkab Buol Tingkatkan Kualitas Layanan Kesehatan Masyarakat melalui Pengelolaan Posyandu
Polisi berjanji akan terus mengusut tuntas penyebab kecelakaan ini dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mencegah kecelakaan serupa di masa depan.
Sementara itu, korban kecelakaan, ANP, kini masih dalam perawatan intensif di rumah sakit. Kondisinya kritis, dan keluarga berharap ada keajaiban agar anak tersebut bisa segera pulih.
Proses penyelidikan mengenai kejadian ini pun terus berlangsung, dengan harapan dapat memberikan kejelasan bagi keluarga korban dan masyarakat sekitar. (*/Shofia)