Harga Emas Dunia Melemah: Simak Faktor Penyebabnya

Ket Foto: Ilustrasi foto emas (Foto/Pixabay/Emas)

Ekonomi, gemasulawesi – Direktur di salah satu PT Laba Forexindo Berjangka yang bernama Ibrahim Assuaibi telah memprediksi bahwa dalam waktu dekat harga emas akan segera melemah.

Bahkan, ia memprediksi bahwa harga emas emas akan melemah dengan rentang USD 1.942  sampai dengan USD 2.000,10  per troy ounce.

Sebelumnya pada sebuah proses perdagangan di dalam pasar Eropa yang terjadi pada Senin malam didapatkan bahwa harga emas dunia berada pada level Rp USD 1.973,50 per troy ounce.

Baca juga: Ekspor Udang Indonesia ke Amerika Mencapai USD 1,106 Miliar

“Harga emas kali ini mencapai USD 2.000 dan ini merupakan pertama kalinya dalam 11 bulan terakhir, bahkan pada Senin karena adanya sebuah proses jatuhnya suatu Credit Suisse maka hal ini tentunya akan memicu suatu kekhawatiran terkait suatu ketidakstabilan suatu keuangan yang dinilai lebih luas dan juga dapat mendorong investor untuk segera membeli emas,” kata Ibrahim.

Ibrahim juga mengatakan bahwa pada saat ini harga emas batangan kembali menguat dalam karang waktu tiga minggu terakhir.

Hal ini tentunya karena adanya tiga bank yang memiliki ukuran menengah AS telah mengalami keruntuhan.

Baca juga: Perbankan Global Terancam Jatuh: Harga Emas Tembus 2.000 Dolar

Menurut Ibrahim bahwa suatu kenaikan stabilitas suatu keuangan dapat meyakinkan investor yang lebih banyak, oleh karena itu maka bank sentral wajib menghentikan suatu kenaikan dalam suku bunga.

Hal ini dilakukan karena dapat menggiring rasa takut karena efek samping dari krisis sektor keuangan yang jauh lebih luas.

Tidak hanya itu saja, bahkan hal itu juga telah membawa suatu imbal dari hasil obligasi yang semakin turun secara tajam dan juga bisa meningkatkan suatu daya tarik relatif dari emas itu sendiri yang tidak berbunga.

Baca juga: Pengumuman Hasil Rapat The Fed Akibatkan Nilai tukar Rupiah Melemah

Sementara itu beberapa bank sentral utama telah mengumumkan bahwa adanya langkah-langkah baru untuk bisa meningkatkan suatu likuiditas pada sektor perbankan yang bertujuan untuk membendung suatu potensi pemberian pinjaman selama dua pekan terakhir. (*/Riski Endah Setyawati)

Editor: Muhammad Azmi Mursalim

Ikuti Update Berita Terkini Gemasulawesi di: Google News

Bagikan: