Cikarang, gemasulawesi - Kasus pengeroyokan yang melibatkan seorang pria berinisial G baru-baru ini mengguncang Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.
Kejadian tersebut berawal dari situasi yang tampak biasa, yakni sebuah candaan ringan. Namun, candaan ini ternyata berubah menjadi cekcok dan berakhir dengan kekerasan fisik yang parah.
Peristiwa ini tidak hanya menyebabkan trauma psikologis bagi korban, tetapi juga luka serius pada tubuhnya, termasuk muntah darah akibat pukulan dari para pelaku.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, menyampaikan penjelasan terkait insiden tersebut.
Baca Juga:
Kafilah Sulsel Berhasil Sabet 12 Penghargaan pada Pelaksanaan MTQ VII Korpri Nasional
Menurutnya, cekcok terjadi saat korban bercanda dengan para pelaku, yang berjumlah tiga orang.
Konflik yang tampak sepele ini kemudian memicu emosi dan berujung pada aksi pengeroyokan.
"Menurut keterangan dari korban, awalnya hanya bercanda biasa, tetapi kemudian situasi berubah dan terjadi cekcok yang berujung pada kekerasan," ujar Ade Ary pada Minggu, 10 November 2024.
Selama pengeroyokan, ketiga pelaku menggunakan kunci mobil sebagai senjata untuk menyerang korban. Mereka menghantam kepala dan wajah korban secara brutal hingga menyebabkan luka lebam di kedua matanya.
Baca Juga:
Pemprov Sulteng Ajak Seluruh Komponen Bangsa untuk Mengimplementasikan Nilai-Nilai Kepahlawanan
Bahkan, pukulan itu membuat kepala korban terasa sakit luar biasa dan dia sampai muntah darah.
"Para pelaku menyerang dengan kunci mobil sebanyak dua kali, sementara pelaku lain ikut memukul hingga korban lebam di bagian mata kanan dan kiri," jelasnya.
Kondisi korban saat ini masih dalam pemantauan medis, sementara pihak kepolisian terus melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan bahwa semua pelaku bertanggung jawab atas perbuatannya.
Setelah kejadian, korban segera melapor ke Polres Metro Bekasi, berharap pihak berwenang dapat memberikan keadilan atas kekerasan yang dialaminya.
Baca Juga:
Ahmad Ali Gaet Dukungan Besar dalam Kampanye Akbar di Lapangan Masigi, Parigi
"Atas kejadian ini, korban langsung membuat laporan ke Polres Metro Bekasi guna penyelidikan lebih lanjut," terang Ade Ary.
Pihak kepolisian kini tengah menelusuri berbagai kemungkinan terkait insiden ini, termasuk mencari tahu alasan yang sebenarnya di balik reaksi brutal para pelaku.
Meski awalnya hanya terpicu candaan, kasus ini mengindikasikan adanya emosi yang tidak terkontrol hingga menyebabkan tindakan kriminal.
Seiring penyelidikan yang terus berjalan, pihak kepolisian akan mendalami latar belakang hubungan antara korban dan pelaku, apakah ada faktor lain yang turut mempengaruhi terjadinya kekerasan ini.
Baca Juga:
Pasukan Penjajah Israel Membunuh 3 Warga Palestina Tidak Lama setelah Dibebaskan di Gaza Utara
Kasus ini menjadi pengingat bahwa kontrol emosi dalam setiap interaksi sangat penting untuk menghindari konflik yang tidak diinginkan.
Polisi juga berharap masyarakat semakin waspada dan bijak dalam bertindak, terutama saat berhadapan dengan situasi yang tampak sepele namun berpotensi menimbulkan perselisihan. (*/Shofia)