Kupas Tuntas, Gemasulawesi – Pantai Guci Batu Kapal adalah destinasi wisata yang menawarkan keindahan alam luar biasa dan mengandung kisah mitos yang menarik.
Terletak di kaki Gunung Rajabasa, pantai ini bukan hanya tempat pelarian yang tenang dari kehidupan sehari-hari, tetapi juga menyimpan cerita tentang Si Pahit Lidah, tokoh dalam legenda setempat.
Pantai Guci Batu Kapal tak hanya mempesona dengan pemandangannya, tetapi juga terkait dengan mitos unik.
Menurut legenda, Si Pahit Lidah, sosok dengan kesaktian luar biasa, pernah mengutuk kapal-kapal asing di zaman Majapahit menjadi batu.
Batu karang terbesar di pantai ini diyakini sebagai peninggalan dari kutukan tersebut.
Pantai ini memperoleh namanya dari penemuan guci di sebuah karang besar.
Baca Juga: Menyelusuri Keindahan Pulau Wayang Lampung: Sebuah Petualangan Bahari yang Mengesankan!
Kisah mitos lokal menyebutkan bahwa guci tersebut milik seorang pedagang.
Seiring waktu, pantai ini menjadi dikenal sebagai "Pantai Guci Batu Kapal" karena kawasan ini merupakan dermaga penghubung antara Pulau Jawa dan Sumatera di masa lalu.
Pantai Guci Batu Kapal berada di Jalan Pesisir, Desa Maja, Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.
Pengunjung dari Bandar Lampung dapat menempuh perjalanan dengan bus menuju Pelabuhan Bakauheni, lalu melanjutkan dengan ojek ke Pantai Guci Batu Kapal.
Pantai ini menyuguhkan pemandangan yang memukau, khususnya bagi mereka yang mencari spot fotografi menarik.
Dengan latar belakang batu karang yang megah, pengunjung dapat menikmati keindahan alam sambil mengeksplorasi area pantai yang menawarkan pesona alam yang unik.
Baca Juga: Keeksotisan Pantai Pulau Mahitam: Eksplorasi Pesona Pasir Putih dan Kekayaan Bawah Laut di Lampung!
Pengunjung disarankan datang pada sore hari untuk menikmati keindahan matahari terbenam.
Bagi yang lebih menyukai atmosfer sejuk pagi, kunjungan di waktu tersebut juga memberikan pengalaman yang menenangkan dengan minimnya pengunjung.
Pantai Guci Batu Kapal adalah destinasi yang sempurna bagi mereka yang ingin merasakan pesona mitos, menelusuri sejarah lokal, dan menikmati keindahan alam yang masih alami di Lampung Selatan. (*/HWP)