Adanya Zona Penyangga, Wilayah Jalur Gaza Dilaporkan Telah Menyusut Hampir 32 Persen

Ket. Foto: Wilayah Jalur Gaza Dikabarkan Telah Menyusut Hampir 32 Persen Source: (Foto/X/@UNRWA)

Internasional, gemasulawesi – Dilaporkan jika sebuah analisis menemukan dan menunjukkan bahwa wilayah Jalur Gaza telah menyusut hampir 32 persen.

Menurut analisis tersebut, wilayah di Jalur Gaza menyusut dikarenakan adanya zona penyangga yang dibuat oleh tentara penjajah Israel di sekeliling wilayah tersebut.

Diketahui jika tentara penjajah Israel memperluas wilayah zona penyangga yang akan didirikan di perbatasan penjajah Israel dengan Jalur Gaza, sambil terus meledakkan dan menghancurkan lingkungan pemukiman yang berada di dekat perbatasan.

Baca Juga:
Sebut untuk Menghancurkan Kemampuan Hamas, Penjajah Israel Ungkap Perang di Gaza Kemungkinan Akan Berlangsung hingga Akhir Tahun

Dikabarkan bahwa hasil analisis dan pemantauan wilayah yang hancur melalui citra satelit menunjukkan terkikisnya total wilayah Jalur Gaza sekitar 120 kilometer persegi.

Di bulan Januari, Menteri Luar Negeri penjajah Israel, Antony Blinken, menyuarakan penolakan Amerika Serikat terhadap perubahan permanen dalam komposisi wilayah Jalur Gaza dan juga penolakan terhadap perpindahan penduduk secara permanen.

Meskipun begitu, operasi buldozer besar-besaran oleh tentara penjajah Israel terus berlanjut.

Baca Juga:
Dilakukan Bersama Al Qassam, Brigade Al Quds Sebut Telah Mengebom Pasukan Penjajah Israel di Kamp Pengungsi Jabalia

Sebelumnya, Israel telah mengungkapkan jika mereka memerlukan lebih dari 100 buldozer D9 raksasa untuk memperluas dan juga mempercepat proses pembentukan zona penyangga.

Di sisi lain, sumber-sumber lokal Palestina mengabarkan tentara penjajah Israel telah menggerebek sebuah sekolah di kota Sarra, yang berada di sebelah barat Nablus, Tepi Barat.

Dalam penggerebekan itu, 4 orang siswa ditangkap.

Baca Juga:
Terkait Kejahatan Perang Tahun 2021, Mantan Kepala Mossad Diduga Mencoba Menekan Kepala Jaksa ICC untuk Membatalkan Penyelidikan

Para siswa tersebut adalah Majid Muhammad Majid Asma, Yacoub Mahmoud Yacoub Ghanem, Asim Zidane Tawfiq Ghanem dan Moatasem Ali Mahmoud Turabi.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Palestina, Majed Abu Ramadn, menyampaikan belum ada indikasi bahwa penyeberangan Rafah akan segera dibuka.

“Sejak ditutup, kami tidak mempunyai indikasi bahwa penjajah Israel ingin atau akan membuka penyeberangan Rafah dalam waktu dekat,” katanya.

Baca Juga:
Akan Kembali ke Rumah, Serangan Udara Pasukan Penjajah Israel Menghujani Warga Palestina di Sebelah Barat Kamp Pengungsi Jabalia

Diketahui jika Rafah adalah pintu masuk utama bantuan kemanusiaan sebelum penjajah Israel mengambil kendali penyeberangan dari pihak Palestina pada awal bulan Mei.

Di sisi lain, angkatan udara penjajah Israel mengebom dan membunuh 2 paramedis yang tergabung dalam Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina saat mereka sedang berupaya menyelamatkan warga Palestina yang terluka di Tal as-Sultan, yang berada di sebelah barat Rafah.

Sementara itu, sekitar 36.171 warga Palestina meninggal dan 81.420 luka-luka dalam perang penjajah Israel di Jalur Gaza. (*/Mey)

Bagikan: